Penetapan K.H Ahmad Sanusi sebagai tokoh nasional menjadi kebanggaan tersendiri bagi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Sebab, sudah sejak lama tidak ada tokoh dari Jawa Barat yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
"Kami bahagia sekali karena setelah sekian tahun kita gak ada pahlawan nasional dari Jawa Barat," ungkap Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (7/11).
Diungkapkan Ridwan Kamil, dirinya mengenal K.H Ahmad Sanusi dari sejarah sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan pendiri Persatuan Umat Islam.
Ahmad Sanusi yang terkenal dengan ciri khas kiai berpeci hitam tersebut adalah seorang ulama besar yang lahir pada 18 September 1889 di Desa/Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.
Alasan pemerintah menganugerahi pahlawan nasional kepada K.H Ahmad Sanusi karena almarhum merupakan salah satu anggota BPUPKI yang belum mendapat gelar pahlawan nasional. Beliau juga tokoh Islam yang memperjuangkan dasar negara dan menghasilkan lahirnya negara Pancasila.
Selain itu, K.H Ahmad Sanusi dipilih berdasarkan usulan masyarakat lantaran dinilai telah ikut berjasa dalam perjuangan mendirikan NKRI.
Pada penobatan gelar pahlawan nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/11) kemarin, Gubernur Ridwan Kamil sendiri turut mendampingi keluarga almarhum K.H Ahmad Sanusi.
Keikutsertaan Ridwan Kamil pada penobatan Ahmad Sanusi sebagai pahlawan nasional karena ternyata dirinya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga besar ulama asal Sukabumi.
Ridwan Kamil menceritakan ada tantenya menikah dengan putra dari K.H Ahmad Sanusi.
"Kebetulan bebesanan sama kakek saya, jadi bibi saya menikah dengan putranya Pak K.H Ahmad Sanusi. Jadi kami sering ke Sukabumi juga," ujar Ridwan Kamil.
Sebagai kerabat dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku bangga ada tokoh Jabar yang ditetapkan jadi pahlawan nasional.
Sementara terkait proses pengajuan tokoh Jabar lain yakni Prof. Mochtar Kusumaatmadja sebagai pahlawan nasional, Ridwan Kamil mengaku mendapat informasi dari Pemerintah Pusat masih dalam proses antrean.
"Pak Mochtar masih berproses karena antrean menuju pahlawan nasional itu panjang. Jadi menurut Pemerintah Pusat antreannya yang didahulukan adalah antrean bertahun tahun," jelas Gubernur.
© Copyright 2024, All Rights Reserved