Sebilah tongkat memandu jalannya Huda (30), seorang tunanetra asal Samarinda, penghuni Yayasan Penyantun Wyata Guna, Kota Bandung.
Kala itu, Selasa (21/5/2024), jalanan Pajajaran sedang lancar, pengguna kendaraan memacu tunggangannya lumayan kencang. Huda mengayunkan tongkatnya dengan hati-hati sambil berjalan.
Bukan tanpa risiko, dirinya berjalan di bahu aspal yang banyak dilalui kendaraan laju. Mobil yang terparkir pun memaksanya mesti berada lebih ke tengah dibandingkan pinggir jalan.
Trotoar yang mestinya menjadi jalur aman penyandang disabilitas hampir sama sekali mustahil digunakan oleh Huda. Bukan karena rusak saja, malah sebagian trotoar yang masih utuh diokupasi gerobak pedagang lengkap dengan kursi pelanggannya.
“Akhirnya teman-teman (Tunanetra, Red) banyak yang milih berjalan di pinggir jalan itu,” kata Huda menjelaskan alasannya berjalan di bahu jalan.
Seingatnya, jalanan sekitar Wyata Guna, Jl. Pajajaran ini sudah sejak dirinya merantau ke Bandung (2014, Red) masih saja kurang baik. Padahal, daerah sekitar tempat tersebut, bisa dibilang menjadi pusat kegiatan masyarakat disabilitas netra.
“Masih kurang sih (Trotoar, Red), terutama di sekitaran Wyata Guna ini. Padahal, kan, kegiatan disabiltas netra itu kebanyakan sekitaran sini,” keluh pemuda asal Samarinda tersebut.
Beberapa kali pergantian Walikota serta Gubernur pun, menurutnya, tidak pernah menyelesaikan masalah akses trotoar bagi penyandang disabilitas. Baginya, kerusakan trotoar di wilayah Jl. Pajajaran merupakan ironi karena biasa digunakan masyarakat tunanetra beraktivitas.
“Terutama ini selesaikan dulu kalau bisa, fasilitas jalan sekitaran Pajajaran ini. Karena jadi ironi, ya,” harap Huda sambil menunjuk ke arah trotoar sebisanya.
Huda sendiri mengaku belum mengetahui calon-calon yang akan bersaing di ajang Pilkada 2024 ke depan. Ia hanya berharap pemerintah yang baru akan membuat kebijakan baru untuk mengakomodir hak penyandang disabilitas. (Fikri)
© Copyright 2024, All Rights Reserved