Pro kontra soal Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) terus dibahas oleh publik. Tak hanya soal membengkaknya anggaran dari 6,07 miliar dolar AS menjadi 8 miliar dolar AS, proyek itu juga dinilai tak akan memberi keuntungan pada negara.
Ekonom senior Faisal Basri menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak layak secara bisnis dan bakal sulit balik modal.
Ia bahkan berani bertaruh, sampai kiamat pun investasi proyek tersebut tidak akan kembali.
Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule, khawatir proyek KCJB ujungnya bernasib sama dengan Bandara Kertajati Jawa Barat.
“Kereta Cepat Jakarta-Bandung semoga tak senasib Bandara Kertajati. Maka itu, bangun infrastruktur mesti dilakukan dahulu feasibility study, baik proyek dan bisnisnya,” katanya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (25/10).
Dia berharap Presiden Joko Widodo tetap pada sikap awalnya, tidak menggunakan APBN dalam proyek ini. Iwan Sumule juga berharap presiden mengambil langkah-langkah cepat dan terukur menyikap masalah tersebut.
Aktivis yang satu ini pun menangkap kesan berbagai proyek pembangunan infrastruktur di era presiden Jokowi seperti dipacu tanpa arah yang jelas.
“Di satu sisi, pemerintah juga lagi ngebut ibukota negara pindah. Jadi untuk apa semua ini,” tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved