Amati Jarak Jauh, Jokowi Lihat Parpol Masih Ngalor-ngidul Cari Format Koalisi

Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyarakat untuk menjaga keamanan dan stabilitas negara.

"Jangan sampai urusan politik di 2024, itu mengganggu stabilitas ekonomi kita. Karena kalau terganggu akan menyebabkan kesulitan. Terlebih dalam posisi dunia sulit, kadang mengembalikannya juga sulit, bisa menyulitkan kita," kata Jokowi saat pembukaan Rapimnas Jaman di Kota Cirebon, Selasa (29/8).

Jokowi menambahkan, untuk urusan politik 2024 tidak usah tergesa - gesa. Lebih baik bekerja untuk meningkatkan perekonomian negara. Jangan terfokus ke urusan politik saja.

"Urusan 2024 tidak usah tergesa-gesa, ojo kesusu, kita kerja dulu saja, untuk ekonomi negara kita, karena saya melihat atraksi politiknya tergesa-gesa, wira wiri, sana sini. Saya melihat, partai ini kesana, partai itu kesana, masih ngalor ngidul. Jadi kita mengamati dari jauh, amati saja dulu. Karena partai masih mencari format koalisi, calonya juga masih belum jelas. Cawapresnya saja belum jelas, jadi kita giat bekerja, jadi produktif," ungkapnya. 

Menurut Jokowi, semua negara pada posisi yang sangat sulit. Negara maju seperti Amerika, Eropa semua negara besar pada posisi yang sangat sulit, baik pertumbuhan ekonominya maupun inflasinya.

"Harga membubung tinggi bahkan ada satu negara di Eropa yang saat ini harga energinya, listrik, gas, BBM sampai 700 persen, bayangkan di Indonesia naik 10 persen demonya 3 bulan, apalagi 700 persen bisa berapa tahun demonya," ujarnya.

Selain itu, kata Jokowi, harga pangan juga naik 50 persen. Sehingga masyarakat wajib menjaga keamanan dan stabilitas politik. Jangan sampai, perbedaan dukungan dapat menyebabkan runtuhnya perekonomian bangsa.

"Kita patut bersyukur kalau inflasi bisa dikendalikan di angka 3,1 persen, ekonomi di kuartal ke 2 masih tumbuh 5,17 persen. Termasuk 3 terbaik dunia, ekonomi terbaik di G20 India, Indonesia dan Cina. Dunia penuh tantangan, baik itu krisis pangan, krisis energi, geopolitiknya negara banyak konflik seperti di Afrika, kita patut bersyukur," pungkasnya.