Amerika Serikat (AS)terus mengurangi jumlah tentaranya yang ditempatkan di Afghanistan. Pentagon menyebut, saat ini hanya ada 2500 tentara AS yang masih bertugas di negara bekas jajahan Uni Soviet itu.
Bulan November 2020, pemerintahan Presiden Donald Trump menyampaikan rencananya untuk memangkas jumlah pasukannya di Afghanistan dari 4.500 menjadi 2.500 di pertengahan Januari.
"Ke depan, sementara Departemen melanjutkan dengan perencanaan yang mampu mengurangi lebih lanjut jumlah pasukan AS menjadi nol pada Mei 2021, penarikan di masa depan seperti itu tetap berdasarkan kondisi," kata penjabat Menteri Pertahanan Chris Miller Dikutip Reuters, Jumat (15/1).
Sebelumnya, Reuters juga melaporkan ada undang-undang baru AS yang melarang pengurangan jumlah personel tentara sebelum Pentagon mengirimkan penilaian risiko kepada Kongres. Namun disisi lain militer AS tetap saja menarik pasukannya dari Afghanistan.
Seorang juru bicara Pentagon, Mayor Angkatan Darat Rob Lodewick, mengatakan pada hari Jumat (15/1)Presiden Trump telah mengabaikan undang-undang tersebut .
"Konvensi menyatakan bahwa mengurangi jumlah pasukan, peralatan terkait dan menyesuaikan persyaratan perlindungan pasukan terkait di seluruh zona pertempuran seluruh negara bukanlah sesuatu yang dapat dihentikan dalam semalam tanpa meningkatkan risiko terhadap kekuatan dan tujuan misi inti," kata Lodewick.
Tentara AS menduduki Afghanistan menyusul serangan 11 September 2001. Pmerintahi Amerika Serikat menuduh serangan itu didalangi oleh kelompok Al-Qaidah yang berbasis di Afghanistan. Pada puncaknya pada tahun 2011, Amerika Serikat memiliki lebih dari 100.000 tentara di sana.
Presiden terpilih Joe Biden, yang menjabat Rabu depan, telah memberikan sedikit petunjuk tentang apa rencananya untuk Afghanistan. Namun, salah satu pilihannya adalah meninggalkan pasukan kontraterorisme kecil di negara itu, di mana mantan penguasa Taliban, al-Qaidah dan kelompok militan ISIS masih ada.
© Copyright 2024, All Rights Reserved