Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengapresiasi kerja keras rumah sakit negeri dan swasta yang bahu membahu menambah kamar perawatan akibat lonjakan kasus Covid-19 pascalibur lebaran.
"Terima kasih kepada rumah sakit dan kepala dinas yang sudah berjuang menghadapi lonjakan kasus pascalebaran," ucap Plt Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Dewi Sartika di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (12/6).
Terkait peningkatan kapasitas perawatan pasien Covid-19, kata Dewi, rumah sakit kementerian harus menyiapkan 40 persen kapasitas.
“Sekarang sudah 30-34 persen dari kapasitas rumah sakit di kabupaten kota, rumah sakit swasta, TNI dan Polri untuk menampung pasien Covid-19," ungkapnya.
Sementara itu, Dirut Rumah Sakit Borromeus, Chandra Mulyono mengatakan, pihaknya siap untuk menambah tempat tidur sebagai tempat rawat inap isolasi untuk pasien Covid-19 antisipasi lonjakan kasus.
“Kami sudah menyiapkan tempat rawat inap isolasi, kemudian menyiapkan sumber daya manusia, alat kesehatan. Saat ini kami memiliki 120 bed bagi pasien Covid-19, ini masih ada ruang untuk ditambah sampai dengan 159 bed sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19," katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, Jabar akan memperkuat pusat isolasi, rumah sakit darurat dan rumah sakit rujukan.
“Jabar memiliki tempat isolasi di BPSDM dan Secapa AD. Jumlah bed di BPSDM dan Secapa AD total ada 350 bed Dinkes Jabar terus melakukan komunikasi dengan pihak Kesdam untuk menambah bed di Secapa AD sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus,” ujar Ketua Harian Satgas Covid-19 Jabar, Daud Ahmad.
Selain itu, Jabar juga telah mempersiapkan Lapangan Tembak Gunung Bohong sebagai tempat isolasi, juga akan mengerahkan rumah sakit baru di Soreang untuk menampung 100 bed untuk pasien Covid-19.
Terkait rumah sakit darurat, Jabar masih memiliki rumah sakit darurat di Bogor dan Bekasi yang sejauh ini belum beroperasi.
"Rumah sakit darurat ini dapat dikerahkah jika suatu saat terjadi kenaikan kasus yang signifikan," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved