Resesi ekonomi dunia sudah di depan mata. Pelambatan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2023 bakal berdampak juga terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono, indikasi terjadinya resesi ekonomi dunia terutama bisa dilihat dari outlook Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China. Diperkirakan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih parah pada 2023.
Dampak lanjutannya, kata Arief, volume perdagangan dunia tetap rendah di tengah perlambatan ekonomi. Selain itu disrupsi mata rantai pasokan global semakin buruk.
"Sehingga memberikan dampak juga kepada naiknya harga-harga komoditas pangan dan energi," ujar Arief kepada wartawan, Selasa (27/9).
Ia meyakini, sangat kecil sekali kemungkinan Indonesia tidak ikut terdampak siklus blar peteng atau kegelapan sebagai akibat konsleting sistim perekonomian global.
Dalam kisah Nusantara, Arief bercerita, era kegelapan perekonomian global bisa indentik dengan jaman Kolobendu istilah yang diramalkan di tanah Nusantara untuk menanti Satrio Piningit.
Nantinya, sambungnya, Santrio Piningit akan membawa trisula weda untuk memimpin Nusantara. Nampaknya, kisah ini sudah didepan mata saat perekonomian ekonomi global berisiko tumbuh lebih rendah ditahun mendatang.
"Nah, Indonesia ini, bisa terhindar dari kegelapan jika Satrio Piningit yang genuine muncul di negara kita ini, yang punya kecerdikan dan berfikir out of the box dengan kondisi yang ada," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved