Wilayah Garut memiliki kawasan perbukitan yang membentang dari sisi utara hingga selatan. Dengan kontur seperti itu, banyak jalan yang memiliki tanjakan dan turunan yang cukup tajam.
Salah satu tanjakan yang cukup terkenal di Kabupaten Garut adalah tanjakan panganten yang berada di Kampung Cisandaan, Desa Halimun, Kecamatan Pamulihan. Panganten sendiri merupakan bahasa Sunda yang artinya adalah pengantin.
Nama Tanjakan Panganten sebetulnya disematkan oleh warga sekitar karena konon katanya karena di lokasi tersebut banyak terjadi kecelakaan yang melibatkan para calon pengantin.
Kondisi Tanjakan Panganten bisa dikatakan cukup membahayakan karena kemiringannya mencapai 45 derajat. Selain itu, kondisi jalannya memiliki tikungan yang sangat tajam ditambah panjang jalan mencapai 700 meter.
Jurang, tebing, hingga hutan menjadi penghias sepanjang jalan Tanjakan Panganten, sehingga menjadikan para penggunanya harus hati-hati. Saat malam tiba, kondisinya semakin seram karena minimnya penerang jalan ditambah kabut yang menghiasi perjalanan.
Salah seorang warga sekitar, Endut (70) menyebut bahwa jumlah kecelakaan sudah sangat sering terjadi sehingga ia tidak bisa mengingat jumlahnya.
Namun yang sering ia dengar, calon pengantin dan rombongan pengantin paling sering menjadi korban kecelakaan di lokasi tersebut.
"Memang kalau tidak salah ada asal usulnya kenapa kemudian dinamai Tanjakan Panganten. Tapi saya juga kurang tahu pasti karena cerita itu juga saya dapatkan dari orang tua. Dan memang ada juga larangan calon pengantin atau bahkan rombongan pengantin naik mobil melewati tanjakan ini," ujarnya.
Mengantisipasi banyaknya kecelakaan di tanjakan panganten. Polres Garut bersama masyarakat sekitar membuat penahan yang terbuat dari boronjong dengan dibalut ban.
Kapolres Garut AKBP Dede Y. Ferdiansyah mangatakan, banyaknya laporan yang ia terima soal kecelakaan di tanjakan panganten.
"Selain turunan yang curam, sering kali faktor human eror menjadi salah satu penyebab kecelakaan di sini (tanjakan panganten)" ucapnya, saat meninjau tanjakan panganten, Minggu (3/11).
Untuk mengantisipsi terjadinya kecelakaan hingga langsung turun ke jurang. Pihaknya bersama warga membangun benteng penahan.
"Minimal dengan benteng penahan ini bisa meninimalisir terjadinya kecelakaan yang fatal," katanya.
Dirinya juga mengimbau kepada seluruh pengguna kendaraan agar melakukan pengecekan kendaraan sebelum berangkat. Terutama ketika hendak melintas di tanjakan panganten.
Benteng penahan, kata Dede, terbuat dari batu boronjong, lalu dibalut dengan ban mobil. [gan]
© Copyright 2024, All Rights Reserved