Semakin banyaknya sistem pencahayaan yang bersumber dari cahaya buatan di sekitar kawasan penelitian, berdampak besar terhadap bidang kajian astronomi.
Akibatnya, pengamatan serta penelitian antariksa menjadi tidak ideal sebagaimana mestinya.
Demikian disampaikan Peneliti Observatorium Bosscha, Yatny Yulianty saat menghadiri Peringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Iya terganggu (polusi cahaya) memang, tidak ideal tapi kan di seluruh dunia selalu ada tantangan dari masa ke masa," ungkap Yatny saat ditemui di lokasi, Senin (30/1).
Dengan semakin maraknya polusi cahaya yang diakibatkan permukiman, bangunan komersil, serta lainnya, dia menerangkan, meski pun masalah tersebut merupakan tantangan dan ada jalan keluarnya, masyarakat harus lebih peduli dan menyadari tujuan keberadaan observatorium sebagai aset yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan dunia.
"Kita harus aware, menyadari tujuan keberadaan ini ada kepentingan yang lebih besar, nasional bahkan, bisa mengangkat Indonesia sebagai bangsa yang menghargai ilmunya kan keren," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan, salah satu upaya untuk mengurangi polusi cahaya yakni, dengan menetapkan Observatorium Bosscha sebagai Kawasan Cagar Budaya.
"Status yang nantinya akan membuat dukungan anggaran, dukungan peraturan bisa hadir di tempat ini, karena ini diakui sebagai salah satu objek dunia ya, tentulah kita lindungi dengan peraturan dan dukungan-dukungan lainnya," katanya. (Alvin Iskandar)
© Copyright 2024, All Rights Reserved