Keprihatinan atas wabah corona yang terus meluas di Kabupaten Cirebon disampaikan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) wilayah setempat. Terlebih, arus mudik tahun ini bergerak lebih cepat dibanding sebelumnya.
Pemberlakuan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) serta sistem belajar dari rumah (Home Learning), menjadi faktor pendorong perantau pulang kampung lebih cepat.
Akibatnya pergerakan mudik dari kota-kota besar ke daerah akan memunculkan kasus baru. Para pemudik bisa saja menjadi pembawa Covid-19 ke daerahnya yang mungkin masih bebas dari virus.
Seperti di Wilayah Timur Cirebon (WTC) khususnya Kecamatan Waled, yang menjadi rawan penyebaran Covid-19 pasca ribuan perantau pulang kampung yang saat ini sedang didata Satgas Covid-19 tingkat desa.
“Kami melihat langsung para kepala desa dan Satgas Covid-19 berkutat dalam pendataan ODP (perantau), sementara para camat terkesan diam, apakah camat hanya menunggu instruksi?," ujar Ketua BKAD Kabupaten Cirebon, Adang, Rabu (1/4)
Adang berharap, dalam menanggulangi pandemi global tersebut, semua elemen bersinergi. Masyarakat dan aktivis harus menjadi relawan (Satgas) dalam percepatan penanganan Covid-19 di setiap pelosok Kabupaten Cirebon.
“Untuk itu harus bersinergi, agar wabah Covid-19 dapat diminimalisir penyebarannya, karena saat ini masyarakat lebih menderita secara ekonomi pasca larangan keluar rumah dan berkumpul," tuturnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved