DPRD Kabupaten Cirebon mendesak eksekutif serius dalam menangani Sungai Ciberes melalui normalisasi dan revitalisasi agar wilayah Timur Cirebon tidak terus menerus menjadi wilayah langganan Banjir.
Demikian disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Cirebon dari Fraksi PKB, Mad Saleh pada Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (22/1) malam.
Mad Saleh mengatakan, normalisasi Sungai Ciberes harus diprioritaskan oleh Pemkab Cirebon, agar ribuan kepala keluarga (KK) yang bermukim di 7 Desa di wilayah Kecamatan Waled tidak kebanjiran lagi.
"Setiap musim hujan dengan hujan intensitas tinggi, di wilayah DAS Ciberes yaitu 7 Desa akan terdampak luapan air dari irigasi dan Sungai Ciberes,” kata Legislator PKB asal daerah Pemilihan (Dapil) 7 Kabupaten Cirebon tersebut.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis), Ismail Widadi mengatakan, masalah sungai bukan seperti bagi-bagi kapling tapi sinergi.
“Secara de jure, BBWS punya wewenang atas nama negara. Namun secara de facto, sungai bagian administratif Pemda,” kata Ismail saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJabar.
Ismail menyayangkan masyarakat yang mengeksploitasi DAS Ciberes sampai sedemikian rupa. Kalau BBWS tidak dibekali anggaran untuk berbuat, BBWS sulit berbuat banyak.
“BBWS hanya punya alat berat, mestinya Pemda bisa tertibkan masyarakat. Pemda bisa siapkan lahan. Berbuat di sungai, tidak tiba-tiba alat muncul di sungai,” ujarnya.
Ismail menegaskan, perlu jalan masuk dan lahan buangan material tanah sedimen. Ini jarang terekpose dan alat berat ditolak masuk. Masyarakat menolak adanya tanah sedimen yang bau.
“Bila Pemda punya anggaran untuk berbuat lebih di Sungai Ciberes, malah lebih baik. Tinggal BBWS dampingi teknisnya,” tutupnya.
Diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, ratusan rumah warga di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon terendam banjir sejak Jumat malam (21/1).
Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir dengan tinggi muka air 20 sampai 150 sentimeter merendam tiga desa di kecamatan, yakni Desa Ciuyah, Gunung Sari, dan Mekarsari.
“Banjir merendam 964 rumah dan terjadi akibat intensitas hujan yang tinggi. Akibatnya Sungai Ciberes dan beberapa wilayah irigasi meluap,” kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Sabtu (22/1).
Selain itu, banjir juga merendam fasilitas pendidikan, meliputi satu unit sekolah dasar, satu unit taman kanak-kanak, dua unit pendidikan anak usia dini, satu unit sekolah menengah pertama dan dua unit Madrasah Ibtidaiyah.
Adapun dua unit tempat ibadah dan empat unit mushola turut terendam akibat peristiwa ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon melaporkan, sebanyak 3.783 warga terdampak banjir. BPBD serta aparat desa setempat melakukan proses evakuasi warga terdampak ke tempat yang lebih aman menggunakan perahu karet.
“Tidak ada laporan korban jiwa dan luka-luka akibat insiden ini. Kondisi mutakhir hari ini, tinggi muka air banjir sekitar 10 sampai 30 sentimeter,” tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved