Sabagi calon penerus Megawati Soekarnoputri, ketua DPR RI, Puan Maharani, punya tanggung jawa moral besar untuk selalu menjaga marwah PDIP. Atas pertimbangan itu pula, Puan sebaiknya maju sendiri sebagai calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan, tanpa harus menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dengan bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau Koalisi Indonesia Raya (KIR).
Dalam pandangan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, jika Puan mendekati Airlangga sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar yang tergabung dalam KIB maupun mendekati Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bagian dari KIR dan bersedia menjadi Cawapres maka akan muncul kesan negatif dikalangan publik maupun para pendukung PDIP di tanah air.
Kean negatif yang dimaksudkan adalah Puan tidak yakin dengan kekuatan PDIP sebagai partai pemenang Pemilu dan yang punya dukungan riil di akar rumput dan mesin partai masih sangat baik.
"Jika Puan datangi Prabowo dan Airlangga bahkan mau jadi Cawapres dari KIB dan KIR, dianggap menjatuhkan marwah partai dan tidak percaya diri sebagai partai pemenang Pemilu 2019," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (1/9).
Untuk itu kata Muslim, agar membuktikan bahwa PDIP sebagai partai pemenang dan mesin partai masih handal hingga akar rumput masih berjalan, maka Puan tidak usah menoleh ke kiri dan kanan, serta harus siap maju sebagai capres tanpa berkoalisi.
"Jadi Puan harus maju sendiri sebagai Capres PDIP," kata Muslim.
Apalagi kata Muslim, Puan sudah terlanjur bilang akan ada presiden perempuan di 2024. Hal itu pun harus dibuktikan, tidak hanya diwacanakan atau sekedar omong doang (omdo).
"Kalau Puan maju sebagai Capres berhadapan dengan Prabowo dan Airlangga, pemlilik suara terbesar dari wanita Indonesia akan jatuhkan suara pada Puan," pungkas Muslim.
© Copyright 2024, All Rights Reserved