PT Pertamina Hulu Energi - Offshore North West Java (PHE - ONWJ) tetap akan mengeksploitasi minyak dan gas alam yang tersimpan di perut bumi Pantai Cilamaya Karawang. Tepatnya di sekitar sumur YYA-1 yang bocor beberapa bulan silam.
Pertamina bakal membangun sumur baru yang dipastikan lebih aman dari risiko kebocoran.
Hal tersebut diungkapkan Vice President Relations PHE, Ifki Sukarya, seusai bertemu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang, Wawan Setiawan, di kantor DLHK , Selasa (19/11).
"Deposit minyak dan gas di lokasi itu cukup besar. Bisa ditambang hingga 20 tahun ke depan dengan produksi sekira 4.000 hingg 5000 barel per hari. Untuk gas bisa mencapai 25 MMSCFD," ujar Ifki.
Menurutnya, tiga sumur migas lama, yakni YYA-1, YYA-2, dan YYA-3 telah ditutup secara permanen. Sementara sumur baru bakal dibangun di sekitar tiga anjungan tersebut.
Ketika ditanya soal progres pemulihan lingkungan hidup paska kebocoran sumur YYA-1, Ifki menjelaskan, Pertamina bertangguh jawab penuh atas kondisi tersebut.
"Kami telah menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menginventarisir kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak. Nanti IPB juga yang akan menentukan langkah apa yang harus dilakukan demi pulihnya lingkungan tersebut," katanya.
Pihak IPB juga terus menghitung semua kerugian yang diderita warga terdampak tumpahan minyak. Hal itu dilakukan agar pemberian kompensasi atau ganti rugi sesuai data di lapangan.
Lebih lanjut, Pertamina tidak ingin merugikan warga, tetapi juga tidak mau terjadi penggelembungan anggaran. Oleh karena itu penghitungan ganti rugi harus dilakukan dengan cermat.
Selama penghitungan ganti rugi berlangsung, Pertamina tetap bekerja membersihkan sisa-sisa tumpahan minyak yang berada di laut lepas atau yang mendarat ke pantai.
"Seberapa lama waktu pemulihan, kami belum tahu. Yang pasti Pertamina akan melakukan hal itu sesuai arahan pemerintahan," pungkasnya. [gan]
© Copyright 2024, All Rights Reserved