Sebuah stasuin radio lokal Nawbahar menutup pintunya dan sebagian besar jurnalisnya bersembunyi saat Taliban memasuki distrik Balkh di salah satu provinsi di Afghanistan.
Namun beberapa hari berikutnya, stasiun radio tersebut kembali beroperasi dengan program berbeda. Nawbahar mulai memainkan lagu-lagu dan program-program Islam yang diproduksi Taliban.
Ketika situasi keamanan memburuk, begitu pula situasi untuk semua kemajuan lainnya yang dinikmati di negara itu dalam 20 tahun terakhir, termasuk kebebasan pers.
"Hampir 50 jurnalis di wilayah yang baru dikuasai Taliban terpaksa pergi atau dievakuasi dalam beberapa pekan terakhir, karena takut akan keselamatan jiwa mereka," kata Presiden Komite Keamanan Jurnalis Afghanistan, Najib Sharifi, dikutip VOA, Sabtu (24/7).
"Lebih dari 20 saluran media berhenti beroperasi, sementara lainnya dipaksa untuk menyiarkan propaganda Taliban," imbuhnya.
Peralihan pemrograman jauh dari kebiasaan Nawbahar. Stasiun tersebut dimulai di provinsi utara pada 2004 dengan menyiarkan berita dan hiburan berkat dana dari Badan Pembangunan Internasional AS.
Pengalaman stasiun radio tersebut mencerminkan perkembangan tren media independen di Afghanistan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved