Inseminasi buatan (IB) yang dilakukan dengan memasukkan sperma ke dalam kelamin sapi betina agar bunting, dinilai mampu mendorong percepatan ternak dewasa. Akan tetapi, penerapan IB di Kabupaten Purwakarta saat ini masih kekurangan inseminator.
"Jumlahnya kurang dari sepuluh, sedangkan untuk kebutuhan minimal satu kecamatan satu orang," ujar Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Purwakarta, Ade Muhammad Amin, Jumat (21/2).
Ade juga menjelaskan, inseminator merupakan petugas yang telah dididik dan lulus dalam latihan keterampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik, serta memiliki Surat Izin Melakukan Inseminasi (SIMI).
"Selain inseminator dari pemerintah ada juga inseminator mandiri yang berasal dari khalayak peternak atau masyarakat yang telah memperoleh pelatihan ketrampilan khusus untuk melakukan inseminasi buatan atau kawin suntik," jelasnya.
Dipaparkan Ade, tujuan perkawinan sapi dengan sistem inseminasi buatan, di antaranya meningkatkan mutu ternak lokal, mempercepat peningkatan populasi ternak, menghemat penggunaan pejantan.
"Mencegah adanya penularan penyakit kelamin akibat perkawinan alam serta perkawinan silang antar berbagai bangsa/ ras dapat dilakukan," bebernya.
Melalui kegiatan kawin suntik atau inseminasi buatan, paparnya, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat. Selain itu, peternak juga dimudahkan untuk mendapatkan keterunan ternak sapi yang berkualitas genetik tinggi.
"Dengan harapan dapat meningkatkan produktivitas ternak sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved