RMOLJabar. Keterbatasan fisik tidak membuat Cecep Jaya Sumpena (29), warga Kampung Rancapanggung, RT 05/09, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), berpangku tangan.
Dengan 'kelebihan' yang diberikan sang pencipta dan di tengah keterbatasannya, dia mampu mereparasi peralatan elektronik yang rusak dengan menggunakan perkakas obeng yang dicapit di mulutnya.
Terlahir dengan kondisi tidak memiliki kaki dan tangan, membuat pria yang sehari-hari disapa Jaya ini menjadi pembeda di antara rekan-rekan seusianya.
Meskipun terkadang membuatnya merasa malu terutama ketika berada di keramaian karena kerap menjadi pusat perhatian banyak orang. Tapi dia tetap mensyukuri apa yang telah diberikan pencipta kepadanya.
"Perasaan malu ada, tapi sudah terbiasa. Jadi disyukuri aja. Toh setiap manusia tidak ada yang sempurna, dan saya yakin di tengah keterbatasan ada kelebihan yang diberikan-NYA kepada hambanya ini," kata Jaya yang didampingi istrinya Yani (39), Kamis (7/2).
Saat ini dirinya sedang fokus kepada bisnis bibit tanaman yang dijualnya secara online. Selain itu dia pun terus mengembangkan hobinya dalam memperbaiki barang-barang elektronik. Keahlian itu dipelajarinya secara autodidak sejak berumur 10 tahun. Seperti yang ditunjukkannya saat memperbaiki barang elektronik berupa speaker.
Dengan menggunakan obeng yang dicapit di mulutnya, dia terlihat teliti memperbaiki detail komponen-komponen yang terdapat pada speaker. Kegemarannya itu menjadi hiburan mengisi waktu luang sambil menunggu ada pembeli bibit tanaman secara online. Barang-barang elektronik yang bisa diperbaiki di antaranya handphone, DVD, speaker, hingga radio.
"Kalau untuk memperbaiki TV saya belum berani karena memiliki tegangan tinggi. Meski tidak khawatir tersengat listrik, tapi kalau terjadi saat mereparasi HP atau radio tegangannya tidak terlalu besar," ucapnya sambil tersenyum.
Jaya menuturkan, barang elektronik yang diperbaiki masih berkutat pada barang milik pribadi. Dia mengaku belum pernah sekali pun memperbaiki barang elektronik milik orang lain. Adapun waktu yang dibutuhkan olehnya untuk memperbaiki satu buah barang elektronik tergantung pada jenis kerusakannya dan apakah ada barang yang harus diganti atau tidak.
Meski demikian, Jaya mengaku ke depan memiliki hasrat untuk menekuni bidang elektronik. Saat ini, dia mengontrak rumah bersama istrinya seharga Rp400.000/bulan.
Nominal itu menjadi tanggungan yang cukup berat mengingat penghasilan yang diperoleh dari menjual bibit tanaman tidaklah seberapa. Dia berharap ke depan bisa memiliki rumah dan tempat usaha sendiri agar usaha yang dikelolanya semakin berkembang.
"Saya ingin punya rumah sendiri dan usaha di tempat strategis. Ingin menafkahi istri dan anak saya kelak," tandas Jaya.
Jaya mengaku, selama ini belum pernah ada bantuan baik pelatihan maupun bantuan ekonomi dari pemerintah. Namun, ia berharap kedepan kehidupannya lebih baik dan bisa membiayai istrinya yang kini hamil besar.
"Ya inginnya ada modal usaha atau pelatihan agar saya lebih produktif, apalagi istri saya hamil delapan bulan,"ujarnya. [yls]
© Copyright 2024, All Rights Reserved