Ditengah berbagai ketidakpastian dunia akibat persaingan antara Amerika dan China, dampak Brexit dan ancaman kerusakan alam secara global yang kian nyata, ada terobosan yang menjanjikan dalam beberpaa bulan belakangan.
Tak lagi berkutat dengan bumi dan segala permasalahannya, tiga misi ke Mars diluncurkan tahun lalu. Misi yang selama ini hanya ada di cerita fiksi kini menjadi nyata dan kian menjanjikan.
Dikutip David Child dari Al Jazeera, minggu lalu wahana antariksa Uni Emirat Arab dan China membuat angkasa Planet Merah menjadi sedikit lebih ramai setelah pesawat ruang angkasa terbang membawa stelit kedua negara di akhir tahun lalu.
Satelit yang didetampatkan di orbit mars tersebut akan mempelajari lebih lanjut hal ihwal atmosfer di sekitar planet merah dan memindai tanda-tanda kehidupan di luar bumi.
Satelit UEA yang diberi nama Al Amal, yang berarti "harapan" dalam bahasa Arab, duluan tiba di orbit Mars pada hari Selasa setelah menempuh perjalanan sejauh 494 juta kilometer (307 juta mil). Disusul kemudian pesawat luar angkasa China Tianwen-1 berlomba mengeksplorasi Mars dan mengirimkan berhasil mengirimkan beberapa video planet itu.
Namun Amerika selangkah lebih maju dari dua negara tersebut. Wahana tanpa awaknya dijadwalkan mendarat di Mars pada 18 Februari. Langkah ini membuat para ilmuwan antusias utnuk mengetahui lebih lanjut bagaimana atmosfer dan permukaan planet Mars dan berharap di sana ada tanda-tanda kehidupan baik saat ini maupun di masa lalu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved