Bahas upaya-upaya pengurangan risiko bencana, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dan Launching Menuju ITB Perguruan Tinggi Tangguh Bencana di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/11).
Kedua lembaga sepakat membangun Kampus Tangguh Bencana dan Berkelanjutan, melalui kegiatan FGD diharapkan didapat masukan terkait konsep peran ITB dalam mendukung Pengurangan Risiko Bencana Nasional.
"Kami berharap bahwa program Menuju ITB Perguruan Tinggi Tangguh Bencana bisa dikembangkan untuk perguruan tinggi lainnya di Indonesia, bahkan untuk bangsa dan negara. Kami siap untuk terus mendukung kegiatan BNPB dalam mengurangi risiko bencana, mitigasi serta menumbuhkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana," ujar Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Kadarsah Suryadi.
Diketahui, ITB juga memiliki Pusat Penelitian Mitigasi Bencana (PPMB) dan Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Pusat penelitian itu terus mengembangkan kapasitas dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana serta mampu menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah dalam menanggulangi ancaman bencana yang ada di Jawa Barat, terutama di Bandung.
"Tidak hanya membangun kapasitas di internal ITB saja, tetapi ITB harus menjadi pelopor, menjadi motor penggerak bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk membangun kesiapsiagaan, aktivitas mitigasi hingga pengurangan risiko bencana," kata Kepala BNPB Doni Monardo seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Doni juga mengharapkan peran ITB untuk menjadi prototype dan sumber daya manusia yang menjadi pioner sehingga mampu meningkatkan ketangguhan masyarakat dan menjadikan Pentahelix sebagai ujung tombak dalam penanggulangan bencana.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi, B. Wisnu Widjaja menyatakan bahwa membangun ketangguhan dalam menghadapi bencana memerlukan proses, mulai dari memahami risiko yang ada disekitar kita, meningkatkan ketahanan serta membentuk sikap kesiapsiagaan. Bukan hanya dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, tetapi juga untuk seluruh elemen masyarakat.
"Kami sangat setuju dengan ITB menjadi perguruan tinggi tangguh bencana, namun mahasiswa juga perlu dilibatkan secara aktif dan dibutuhkan kerjasama lintas prodi untuk dapat menerapkan kesiapsiagaan bencana kepada para mahasiswa," ungkap Presiden Keluarga Mahasiswa ITB, Royyan A Dzakiy.
Menumbuhkan kesiapsiagaan harus terus dilakukan dari tahun ke tahun sehingga dapat melahirkan perilaku yang tanggap terhadap bencana. BNPB mendukung ITB dalam membangun kampus tangguh bencana dengan mengembangkan semangat merubah perilaku serta kolaborasi dalam melakukan mitigasi dan pencegahan.
Selain menghadirkan Kepala BNPB dan Rektor ITB, juga turut hadir Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, B. Wisnu Widjaja, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Lilik Kurniawan, Plt Deputi Bidang Penanganan Darurat, Dody Ruswandi, berserta jajaran, Wakil Rektor ITB, Dekan-dekan ITB, Direktur, Kepala Pusat, UPT K3L, PPMB ITB, PUI-PT Sains dan Teknologi Kegempaan ITB, Pakae Kebencanaan di ITB serta Perwakilan dari Kabinet Mahasiswa. [son]
© Copyright 2024, All Rights Reserved