Presiden RI Joko Widodo kemungkinan akan melakukan mengganti Panglima TNI dalam waktu dekat. Sebagai hak prerogatif presiden, pengangkatan Panglima TNI tiidak bisa diintervensi pihak manapun.
Pengamat intelijen sekaligus Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro meyakini Presiden akan melanjutkan tradisi rotasi lintas matra pada pergantian Panglima TNI tahun ini.
Sebagaimana diketahui, sejak Reformasi 1998, Panglima TNI dijabat dari tiga matra laut, darat dan udara secara bergantian, yaitu: Widodo Adi Sutjipto (TNI AL) 1999-2002; Endriartono Sutarto (TNI AD) 2002-2006; Djoko Suyanto (TNI AU) 2006-2007; Djoko Santoso (TNI AD) 2007-2010; Agus Suhartono (TNI AL) 2010-2013; Moeldoko (TNI AD) 2013-2015, Gatot Nurmantyo (TNI AD) 2015-2017, dan Hadi Tjahjanto (TNI AU) 2017-sekarang.
"Analisa pribadi saya kalau melihat rutenya, peluang ada di TNI AL, kalau tradisi bergiliran, meskipun masih ada peluang untuk TNI AD. Kalau TNI AU kecil peluang karena sekarang Pak Marsekal Hadi Tjahjanto dari TNI AU," tutur pria yang akrab dipanggil Simon, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (29/5).
Simon menuturkan, potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan cukup tinggi dan akan terus meningkat. Oleh karena itu kedepan ada dua agenda strategis pertahanan negara.
Agenda pertama, katanya adalah pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain.
"Dukungan penjagaan laut merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan. Disamping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut," ujar Simon.
Agenda kedua, lanjutnya, visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia perlu dilanjutkan. Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
"Aspek pertahanan maritim merupakan aspek pokok dalam mewujudkan visi Poros Maritim Dunia," ucap Simon.
Secara internal TNI juga memiliki banyak pekerjaan rumah (PR), terutama pada penguatan Minimum Essential Force (MEF) dan teknologi alusista.
Tapi yang lebih penting menurut Simon, seorang Panglima TNI adalah sosok yang memiliki chemistry dan sepemikiran dengan Presiden sebagai panglima tertinggi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved