Dua Faktor Risiko saat Berenang di Sungai, Camkan!

Ilustrasi berenang di sungai/Net
Ilustrasi berenang di sungai/Net

Berenang di sungai adalah aktivitas alam bebas yang menyenangkan. Namun demikian, ada banyak bahaya mengancam yang mesti diwaspadai kala berenang di sungai.


Dosen dan pengajar renang di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad), Syawaludin Alisyahbana Harahap mengatakan, berenang di perairan terbuka (opened waters) seperti laut, danau/waduk, sampai sungai memiliki risiko lebih besar dibandingkan berenang di perairan terbatas (confined waters) seperti di kolam.

"Kita mungkin tidak mengetahui banyak informasi tentang situasi dan kondisinya, dan bisa terjadi perubahan kondisi yang tiba-tiba,” kata Syawal.

Ada 2 faktor risiko yang wajib diketahui saat berenang di sungai. Risiko pertama berasal dari faktor alam, seperti adanya arus, kedalaman sungai yang tidak diketahui, kualitas air yang mungkin saja mengandung cemaran, sampai adanya biota (tumbuhan dan hewan) yang berbahaya.

Sedangkan risiko kedua berasal dari kondisi manusianya, seperti tingkat keterampilan renang, daya tahan tubuh/fisik, sampai faktor kewaspadaan.

Salah satu risiko yang kerap terjadi saat berenang di sungai adalah adanya arus yang tiba-tiba deras. Satu di antara penyebabnya adalah terjadinya hujan di area hulu yang menyebabkan air sungai menjadi meluap dan bergerak menuju hilir.

Dosen yang mengantongi sertifikat instruktur selam level internasional dari Association of Diving School International (ADSI) itu mengatakan, ketika dihadapkan pada air sungai yang tiba-tiba deras, perenang harus segera naik ke darat dan menjauhi tepi sungai.

“Jika arus sempat menyeret tubuh kita, maka jangan panik berlebihan. Segera bergerak/berenang untuk mencapai tepi dan jangan melawan arus. Setelah mencapai tepi, segera naik ke darat,” paparnya seperti dimuat laman Unpad, Selasa (31/5).

Selain itu, apabila memungkinkan, mintalah bantuan kepada orang-orang yang ada di darat dengan cara berteriak dan melambai-lambaikan tangan.

“Karena itu, harus ada pendamping yang selalu mengawasi dan mampu menolong saat dibutuhkan, mematuhi aturan yang diterapkan di lokasi, serta menggunakan alat bantu renang seperti pelampung jika dibutuhkan,” kata Syawal.

Syawal menambahkan, berenang merupakan aktivitas yang dilakukan di air dengan menggerakkan anggota tubuh, terutama tangan dan kaki, agar tidak tenggelam. Aktivitas berenang sendiri memiliki tujuan bermacam-macam. Mulai dari olahraga prestasi, rekreasi, terapi penyembuhan, hingga menjadi pekerjaan.

Kendati umum dilakukan, masih banyak orang yang tidak mempersiapkan diri dengan baik saat akan berenang, seperti tidak melakukan peregangan/pemanasan sebelum masuk ke dalam air, memaksakan teknik yang tidak dikuasai, hingga kurangnya kewaspadaan. Kurangnya persiapan akan meningkatkan risiko kecelakaan saat berenang.