Sebanyak 120 anggota DPRD Jawa Barat periode 2024-2029 dilantik pada Senin (2/9) kemarin, termasuk Nisya Ahmad, politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN). Ini adalah kali pertama Nisya Ahmad berhasil meraih kursi di DPRD Jabar.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, memberikan catatan kritis terkait pelantikan ini. Menurut Dedi, sosok adik Raffi Ahmad yang berasal dari kalangan selebritis itu patut dipertanyakan kapasitasnya sebagai anggota DPRD Jabar.
“Perilaku itu subyektif, jauh lebih penting soal kapasitas, dan selebritis seperti Nisya Ahmad tentu layak diragukan, terlebih dirinya punya catatan buruk soal norma sosial,” kata Dedi kepada Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (3/9).
Dedi menambahkan, meskipun publik bisa mengabaikan norma sosial, seorang anggota dewan harus memiliki kemampuan untuk membaca kebutuhan regulasi, mengawasi kinerja pemerintah, dan memahami tata tertib legislatif.
“Meskipun publik bisa mengabaikan norma sosial itu, tetapi sebagai anggota dewan, diperlukan kapasitas membaca kebutuhan regulasi, mampu mengawasi kinerja pemerintah sesuai kewenangan, dan memahami tata tertib legislatif,” ucapnya.
Dia menekankan, pernyataannya bukan bentuk pesimisme, melainkan sebuah refleksi terhadap realitas. Menurutnya, dunia selebritis sering kali identik dengan gaya hidup hedonis, yang berbeda dengan dunia parlemen yang lebih dekat dengan aktivisme sosial dan organisasi.
“Tidak bermaksud pesimis, tetapi kerja parlemen sebenarnya dekat dengan aktivis sosial, tokoh organisatoris, sementara selebritis, tentu lebih banyak hedonismenya,” tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved