Anggota Komisi I DPR RI Effendi Muria Sakti Simbolon ikut berkomentar soal kasus Gubernur Papua Lukas Enembe menerobos perbatasa Papua Nugini tanpa dokumen keimigrasian.
Menurutnya, meski beralasan untuk terapi kaki tetap saja sebagai pejabat publik harus taat aturan.
"Tentu apapun alasannya kan kita bisa menegakkan aturan kepada setiap pejabat pemerintah,” kata Effendi ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/4).
Effendi curiga ada agenda lain yang dilakukan Gubernur Papu di negara tetangga itu. Bahkan politisi PDIP itu menduga kepergian Lukas Enembe ke Papua Nugini adalah untuk bersenang-senang.
"Tapi memang saya lihat Lukas ini banyakan di luar negeri dibandingkan di dalam negeri ya. Dia kebanyakan ada hobi, hobinya main judi saya lihat di luar. Bukan hanya alasan kesehatan, informasi yang kita dapat juga dia sering bermain di tempat-tempat perjudian di Singapura, itu dulu ya dan ini seringkali terjadi,” jelasnya.
Ia juga menduga adamain mata antara Lukas Enembe dengan pejabat pemerintah hingga membuat Gubernur Papua itu kerap lolos dari jeratan hukum.
“Pemerintah dalam tanda petik bermain mata juga, mungkin dia (Lukas) juga menjembatani para OPM itu ya. Waktu kasus KPK kan juga ada diskriminasi juga, sampai sekarang kan enggak jelas itu, ada pemukulan dari pengawalnya dia,” katanya.
"Makanya kita tanya pemerintah ada apa? Kenapa? Ada deal apa? Ada main mata apa? Kita tanya otoritas pemerintah, TNI Polri. Imigrasi juga iya. Saya dapat informasi sering sekali keluar negeri, dan hobinya saya dengar ya main judi itu,” ucapnya.
Mengingat sudah sering melakukan pelanggaran aturan, Effendi menilai Lukas Enembe layak untuk dimakzulkan.
"Mendagri Tito tindak dong, atas nama pemerintah pusat perpanjangan tangan presiden, laporkan ke presiden nih begini kondisinya, deal apa sih? OPM juga makin semarak kok," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved