Ekonomi Indonesia bagaikan pesawat yang menembus awan, melaju kencang di awal tahun namun diprediksikan akan mengalami penurunan ketinggian di sisa tahun 2024. Angka pertumbuhan 5,11% di kuartal pertama, walaupun menggembirakan, diwarnai dengan kontraksi 0,84% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Menurut Marwan Cik Asan, Anggota Komisi XI DPR RI, momentum Ramadan dan persiapan Lebaran menjadi pendorong utama pertumbuhan di kuartal pertama. Namun, efeknya diprediksikan akan memudar di kuartal berikutnya.
"Kita hadapi tantangan nyata, konsumsi masyarakat lesu dan minim stimulus. Kenaikan suku bunga BI pun berpotensi menghambat dunia usaha," jelas Marwan.
Beliau menambahkan bahwa konsumsi domestik, penyumbang 53% bagi perekonomian nasional, perlu mendapat perhatian serius. Stimulus harus diperluas, tidak hanya untuk kelompok miskin dan rentan, tetapi juga kelas menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi.
"Kelas menengah, terutama menengah bawah, saat ini sangat merasakan dampak kelesuan ekonomi," kata Marwan.
Dengan proyeksi ekonomi yang menantang di kuartal berikutnya, Marwan menegaskan perlunya kebijakan dan stimulus yang lebih besar dengan strategi tepat. Stimulus fiskal tidak hanya boleh bersifat konsumtif, namun juga harus diarahkan ke sektor produktif untuk efek pengganda ke seluruh sektor dalam perekonomian.
Apakah badai ekonomi benar-benar akan menerjang? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, pemerintah dan seluruh elemen bangsa perlu bersiap diri untuk menghadapi turbulensi ini agar laju ekonomi Indonesia tidak terhenti di tengah jalan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved