Mengartikan kata Galuh dengan kata brutal, sejarawan Ridwan Saidi dianggap menyakiti warga Tatar Galuh. Bahkan akademisi dan para kabuyutan di Ciamis mengadakan pertemuan di Universitas Galuh, Kamis (13/2).
- Penetapan Bupati Dan Wakil Bupati Karawang Terpilih Ditunda Hingga MK Mengeluarkan BRPK
- Banjir Kalsel Bukan Sekadar Bencana Alam, Tapi Pemerintah Merencanakan Bencana
- Inilah Rundown Acara Fit And Proper Test Calon Kapolri Di Komisi III DPR
Baca Juga
Bahkan, Ridwan Saidi mengatakan bahwa tidak pernah ada kerajaan di Ciamis.
Para Dekan dan dosen, Kabuyutan se Kabupaten Ciamis, Organisasi Masyarakat Forum Komunikasi Putra-Putri TNI dan Polri (FKPPI), mahasiswa, dan Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Ciamis.
Mereka berkumpul di Aula Pascasarjana, memutarkan kembali video wawancara Ridwan Saidi yang diunggah oleh akun Youtube Macan Idealis.
Ketua Yayasan Pendidikan Galuh Otong Husni Taufik mengatakan, dari perkumpulan ini harus menghasilkan solusi sehingga ada pemecahan masalah yang baik.
"Semoga cepat ada solusinya. Lalu tidak mengganggu kepada ketertiban masyarakat," ujar Otong.
Dia juga mengungkapkan, kedepan harus ada klarifikasi dari pribadi Ridwan Saidi kepada warga Tatar Galuh Ciamis yang sudah tersinggung dengan ucapannya.
- Hoaks Vaksinasi Covid-19: Masyarakat Bingung, Pandemi Tak Kunjung Rampung
- Hingga 1 Juli Mendatang, UEA Tangguhkan Perjanjian Pembebasan Visa Dengan Israel
- Meski Mengapresiasi UU Cipta Kerja, Forum Satu Bangsa Minta Pasal Yang Merugikan Masyarakat Direvisi