Gara-gara komentar di akun Instagram Ridwan Kamil, seorang guru bernama Muhammad Sabil (34) harus kehilangan pekerjaannya sebagai tenaga pendidik di salah satu SMK di Cirebon.
Sebelumnya, Sabil mengkritik unggahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat melakukan video call dengan siswa SMP di Tasikmalaya saat mengapresiasi aksi beberapa murid yang urunan membeli sepatu untuk seorang teman kelasnya. Namun, RK mengenakan jas berwarna kuning yang dianggap membawa nama partai.
"Maneh teh keur (Kamu itu sedang) jadi sebagai gubernur, kader partai, atau pribadi Ridwan Kamil?" tulis Sadil dalam komentar di akun Instagram Ridwan Kamil.
Akibat komentar tersebut, kini Sadil terancam dipecat dan dicabut hak-haknya sebagai guru. Tidak hanya itu, kejadian tersebut berimbas panjang ke pihak sekolah.
Mereka langsung menggelar rapat dan diminta Kantor Cabang Dinas (KCD) yang membawahi SMA/SMK dan sederajat di Jawa Barat untuk mencabut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) milik Sadil.
Menanggapi hal tersebut Pengamat Politik, Sutan Aji Nugraha mengatakan, era demokratisasi seperti saat ini banyak sekali dampak positif dan negatif, salah satunya kasus sadil.
Menurutnya, fenomena tersebut akan berdampak langsung terhadap keduanya, baik secara administratif dan politis.
"Artinya bahwa guru ini mendapatkan sanksi administratif dengan diberhentikan dan dicabut hak-hak gurunya seperti sertifikasi atau lainnya. Kalau ini terjadi, maka dampak politis pun akan didapat oleh Gubernur RK yakni pejabat publik yang tak tahan kritik dari rakyat atau dikenal dengan netizen," ujarnya. Rabu (15/3).
Sutan menambahkan, kabar terakhir Gubernur Jabar sudah memberikan klarifikasi unggahan di media sosial pribadinya, terkait kabar pemberhentian dan pencabutan hak-hak guru tersebut.
"RK sudah melakukan klarifikasi dan meminta yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan. Tapi Kita mesti kawal dan jadikan pembelajaran akan hal ini jangan sampai terulang. Sampaikan kritik dengan budaya ke Indonesian begitu pun penerima kritiknya," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved