Pasukan keamanan Israel telah menewaskan 10 warga Palestina dalam aksi protes di ratusan di seluruh Tepi Barat.
Protes yang merebak merupakan reaksi kemarahan warga Palestina atas pemboman udara yang semakin intensif di Gaza dan ancaman pengusiran paksa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur.
Setelah shalat Jumat, ribuan warga Palestina melakukan protes di lebih dari 200 lokasi di Tepi Barat yang dikuti tindakan represif pasukan keamanan Israel.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, lebih dari 500 warga Palestina terluka terkena peluru karet, gas air mata bahkan tembakan peluru tajam.
Tak hanya di Tepi Baray, warga Palestina di Yordania juga mencoba melakukan aksi massa di perbatasan Yordania dengan Israel pada hari Jumat tetapi dihentikan oleh pasukan keamanan setempat. Sementara warga Palestina di Lebanon selatan mencoba untuk menerobos perbatasan dengan Israel.
Meluasnya protes itu terjadi di tengah meningkatnya serangan Israel ke Gaza.
Di pos pemeriksaan Beit El di al-Bireh, dekat Ramallah di Tepi Barat, warga Palestina dari faksi yang sela ini tidak sejalan, Hamas, Fatah dan Front Populer sayap kiri untuk Pembebasan Palestina (PFLP) melakukan aksi bersama untuk mendukung warga Gaza dan Palestina di Yerusalem Timur.
Aksi itu pun di tanggapi dengan tindakan brutal pasukan keamanan Israel. Tak lama kemudian ambulans bolak-balik membawa peserta aksi yang terluka.
Malak Abu Rab dari Ramallah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia ikut serta dalam pawai bersama dengan putrinya, Tuleen 13, dan putranya Jad, 10, untuk mendukung saudara mereka yang terbunuh di Gaza, orang-orang Palestina di Yerusalem Timur yang diancam akan diusir dari Syekh Jarrah dan ratusan lainnya terluka dalam penyerbuan polisi Israel kepada jamaah yang sedang beitiqf di Masjid Al-Aqsa.
"Di Yerusalem, pemukim Israel, didukung oleh tentara, mencoba mengusir orang dari rumah mereka, perilaku yang telah dilakukan Israel selama beberapa dekade, dan inilah saatnya untuk menghentikan ini," katanya.
Menurutnya, kini orang-orang Palestina satu suara dalam melawan pendudukan Israel.
Di Beit El, bankir Salama Khalil, 42, mengatakan dia ikut serta dalam protes dengan putranya Saji, 13, untuk menunjukkan solidaritas dengan orang-orang di Gaza melawan “terorisme yang dilakukan oleh militer Israel terhadap Palestina”.
"Kebodohan Israel dalam upaya mengusir warga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah dan invasi berulang mereka di Al-Aqsa telah berhasil menyatukan warga Palestina dari dalam Israel dan Gaza, ke Tepi Barat, ke Yordania hingga Lebanon dan bahkan internasional," katanya.
"Kemungkinan besar kita akan menuju Intifadah ketiga jika tidak ada harapan dan tidak ada proses perdamaian, ”tambahnya.
Ia menegaskan, orang-orang Palestina tidak akan menyerah dan punah.
© Copyright 2024, All Rights Reserved