Jelang Pertemuan Dengan Biden, Putin Bantah Tuduhan AS Soal Serangan Siber

Joe Biden dan Vladimir Putin/Net
Joe Biden dan Vladimir Putin/Net

Serangan siber diperkirakan akan menjadi bahasan utama dalam pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu mendatang.


Sebelum pertemuan tersebut, Putin membantah tuduhan AS yang menyebut peretas Moskow telah melakukan serangan siber, yang melemahkan perusahaan-perusahaan AS dan sejumlah lembaga di Amerika Serikat.

Putin menyatakan, tuduhan serangan siber yang dilontarkan AS termasuk menuntut tebusan jutaan dolar untuj memulihkan sistem operasi komputer perusahaan sebagai sebuah lelucon.

"Kami telah dituduh melakukan segala macam hal. Mengganggu Pemilu, melakukan serangan siber, dan sebagainya. Dan tidak sekali saja, apakah mereka lalu peduli menunjukkan fakta atau bukti apa pun. Semuanya hanyalah tuduhan yang tidak berdasar," kata Putin dikutip dari NBC News, Selasa (15/6).

Diketahui, sebelumnya Biden mengusir 10 diplomat Rusia dan memberlakukan sanksi baru terhadap enam perusahaan yang mendukung program siber intelijen Rusia, terkait peretasan perusahaan teknologi informasi SolarWinds, pada April lalu.

Pada bulan Mei, dua bisnis utama AS -Colonial Pipeline, yang mendistribusikan bahan bakar di AS bagian tenggara, dan perusahaan produksi daging JBS- menjadi sasaran serangan siber yang diyakini berasal dari Rusia.

Baik Colonial maupun JBS membayar jutaan dolar tuntutan tebusan untuk memulihkan operasi bisnis mereka, meskipun aparat penegak hukum AS telah menyelamatkan sebagian dari uang yang dibayar Colonial.