Pemilihan Presiden Amerika Serikat akan di gelar tanggal 3 November 2020. Pada pesta demokrasi yang digelar setiap empat tahun sekali itu, rakyat negeri Paman Sam akan memilh sosok presiden mereka.
Persaingan Donald Trump dan Joe Biden merepresentasikan persaingan antara Partai Republik yang konservatif dan Partai Demokrat denga ideologi liberalnya.
Menanggapi persaingan kedua kandidat, Guru Besar Univerista Indonesia, Hikmahanto Juwana lebih condong mengunggulkan Joe Biden dari pada Donald Trump.
“Kelihatannya Joe Biden yang akan menang,” uajrnya dalam Webinar yang digelar Kantor Berita Politik RMOL dengan tema “Trump Vs Biden Siapa Masa Depan Amerika?”, Senin (21/9).
Hikmahanto menilai Donald Trump tidak memenuhi ekspektasi publik Amerika selam selama menjabat sebagai Presiden.
Selain dinilai gagal dalam menangani pandemi Covid-19, publik Amerika tidak puas dengan cara Trump menangani isu-isu rasial. Disisi lain banyak isu-isu miring tentang pribadi Trump.
Kemenangan Biden sudah tergambar dari hasil poling sementara Pilpres Amerika dimana Calon dari Partai Demokrat unggul 10 persen dalam polling yang digelar Quinnipiac University dan memimpin 8 persen dalam polling dari CNN.
“Kalau dilihat dari isu-isu dan hasil poling tidak ada yang berubah banyak,”ujarnya.
Meskipun demikian, Hikmahanto menilai, saat ini Joe Biden belum bisa berpuas diri karena Trump akan melakukan segala cara untuk menaikan elektabilitasnya.
Ditanya soal pengaruh isu rasial yang sering digunakan kubu Biden untuk meyerang Donald Trump, Hikmahanto tak menilai hal itu berpengaruh besar pada perubahan peta dukungan kedua kandidat.
“ Blalck life metters tidak dalam rangka mengeksploitasi kelemahan Donald Trump, karena dalam Pilpres sebelumnya pun partai Demokrat selalu memngusung isu-isu ras dan perlakuan tidak adil yang dialami kaum minoritas,” terangnya.
Ia mencontohkan, saat Demokrat mengusung Barrack Obama sebagai orang kulit hitam pertama di Amerika Serikat dan mengusung Hillary Clinton untuk diusung jadi presiden perempuan pertama.
“Dari dulu Partai Demokrat berideologi liberal dengan mengusung isu kesetaraan gender, ras dan minoritas,” katanya.
Sementara Partai Republik, imbuh Hikmahanto, berideologi konservatif yang kebanyakan pendukungnya, sangat memperhatikan agama, norma, dan cenderung mengedepankan superioritas kulit putih.
© Copyright 2024, All Rights Reserved