Kasus Covid-19 di Kota Bandung mengalami peningkatan, pada 15 November terdapat 1 ribu kasus aktif yang terkonfirmasi. Di tanggal yang sama pun terdapat 180 kasus Covid-19 baru.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ira Dewi Jani mengungkapkan, kasus sebaran Covid-19 memang dinamis atau naik turun. Namun, penambahan 180 aktif ini menjadi yang tertinggi sejak pekan pertama dan kedua bulan Oktober.
"Biasanya dinamis (kenaikan kasus Covid-19) yang 180 kemarin itu tertinggi," ungkap Ira saat ditemui di Kota Bandung, Rabu (16/11).
Menurut dia, kenaikan kasus Covid-19 ini bukan hal yang mengagetkan karena adanya varian XBB atau turunan dari Omicron telah diinformasikan jauh-jauh hari.
Berdasarkan, hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari laboraturium Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, dari spesimen yang dikumpulkan, ternyata ada satu yang terdeteksi varian XBB di Kota Bandung.
"Untuk kasus XBB kita pantau sama seperti kasus positif lainnya. Alhamdulilah kemarin sudah dinyatakan sembuh dan yang bersangkutan melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah," tuturnya.
Ira memastikan warga Kota Bandung yang terkonfirmasi varian XBB tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah maupun luar negeri. Kemudian, yang bersangkutan telah divaksin 1 sampai 3 atau booster.
"Untuk kasus XBB satu orang ini di Kota Bandung tidak ada riwayat sebagai pelaku perjalanan. Jadi transmisilokal. Sudah vaksin 1 dan 2 pakai CoronVac, dan yang ketiga menggunakan moderna," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, warga yang terpapar varian XBB ini tidak mengalami gejala yang spesifik. Namun, yang bersangkutan mengeluhkan demam, batuk, dan pegal-pegal.
"Jadi ngga ada yang spesifik. Gejalanya ringan karena yang bersangkutan isoman di rumah. Kalau yang ke rumah sakit harus yang berat. Terus hari ketiga setelah swab, keluhannya hilang. Sampai di hari akhir isolasi itu alhamdulilah sehat," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved