Prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, yakni hampir 30 persen. Pemerintah pun menargetkan untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Langkah itu sesuai instruksi Presiden Joko Widodo kepada jajarannya untuk mengambil langkah-langkah luar biasa dalam menangani stunting. Sebab, perkembangan otakan anak yang telanjur mengalami stunting tidak bisa optimal hingga dewasa.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Dinas Kesehatan melakukan pemetaan dan analisis program stunting guna melakukan percepatan penurunan dan pencegahan stunting secara terintegrasi.
Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat oleh Kantor Berita RMOLJABAR, Pjs Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Gandana Purwana mengungkapkan angka stunting di Kabupaten Majalengka pada tahun 2019 mengalami penurunan menjadi 28,5 % dari angka awal sebesar 36,7%.
Namun, berdasarkan prevalensi stunting balita di Jawa Barat, Kabupaten Majalengka masih tetap berada pada urutan ke 4 terakhir dari kabupaten/kota lainnya.
"Program stunting ini merupakan kerja kita bersama, semua stakeholder yang ada di Kabupaten Majalengka berkewajiban untuk menurunkan angka stunting tersebut," ujar Gandana Purwana, Sabtu (27/3).
"Memang kalau untuk sektornya ya berada disektor kesehatan gizi, tapi dukungan semua pihak yang harus dikoordinasikan untuk menurunkan angka stunting di Majalengka. Karena hasil Riskesdas tahun 2018, angka balita stunting di Kabupaten Majalengka sebesar 36.7%," ucapnya.
Dikatakan Gandana yang juga sebagai Kadis Sosial itu mengatakan, stunting dapat diintervensi dengan gizi spesifik dan gizi sensitif.
Oleh karena itu, untuk pelaksanaan kegiatan intervensi stunting menjadi tugas bersama yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan oleh stakeholder dibidang kesehatan maupun lintas sektoral.
"Inilah pentingnya mengadakan pemetaan dan analisis program stunting oleh kita semua yang tergabung dalam tim percepatan penurunan dan pencegahan stunting terintegrasi. Dimana hasil dari rembugan tim 18 orang yang tergabung dalam tim kabupaten, mudah mudahan bisa mereview hasil kerjaan stunting pada tahun 2020, kemudian evaluasi kerjaan stunting di tahun 2021 serta perencanaan program stunting untuk tahun 2022 mendatang," ucapnya.
Ia menjelaskan, sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, pihaknya akan menentukan program yang diprioritaskan alokasinya dan menentukan upaya perbaikan manajemen layanan untuk meningkatkan akses rumah tangga 1000 HPK terhadap intervensi gizi spesifik maupun sensitif serta menetapkan desa lokus stunting tahun 2022.
"Pertemuan ini lebih khusus memiliki tujuan untuk mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting, mengidentifikasi situasi ketersediaan program dan kesenjangan cakupan layanan serta melakukan evaluasi intervensi di desa lokus stunting tahun 2021 serta merumuskan penetapan desa lokus stunting tahun 2022," jelasnya.
"Mudah-mudahan target kita dalam penurunan angka stunting di kabupaten Majalengka dan penetapan regulasi regulasi yang belum bisa tercapai dapat segera teratasi secara terintegrasi," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved