Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan penetapan skema pembiayaan rantai pasok pangan berbasis koperasi saat kunjungan kerjanya ke Pondok Pesantren Al -Ittifaf di Desa Alamendah, Kabupaten Bandung, Senin (6/3).
Tak lupa, Jokowi juga mampir melihat pertanian untuk berdialog dengan para petani serta pengelola pesantren.
"Kesulitan terbesar di semua negara adalah ketersediaan pupuk," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Hal ini menurut dia, bahan baku pupuk berasal dari Rusia dan Ukraina terhambat karena perang.
"Tapi kita alhamdulillah kemarin bisa menyelesaikan yang pupuk iskandar muda bisa berproduksi kira-kira 570 ribu ton dalam setahun. Dan ini menambah suplai pupuk ke petani. Tetapi juga masih sangat kurang," kata Presiden.
Jokowi berharap kepada para petani di lapangan untuk mulai menggunakan pupuk organik (pupuk kandang). Kemudian para petani juga diminta memahami kondisi kesulitan pupuk yang terjadi di semua negara akibat tidak adanya suplai bahan baku dari Rusia dan Ukrania.
"Mereka baru perang, sehingga dunia kesulitan pupuk. Kalau suplainya kurang, yang terjadi pasti harganya naik. Kemarin baru saja kita resmikan di Aceh, untuk produksi urea dan NPK dari pupuk iskandar muda. Tambah kira-kira 500 ribu ton. Tapi itu juga kurang," jelasnya.
Dirinya mengakui stok pupuk sangat jauh dari cukup, sehingga perlu lagi mungkin tahun ini untuk buka lagi industri pupuk di Papua Barat.
"Karena gasnya ada di sana. Bahan bakunya ada di sana. Tapi itu juga kita hitung masih juga belum cukup. Masih impor. Banyak bahan baku kita harus impor," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved