Jumlah peserta didik penyandang disabilitas di Jabar mengalami peningkatan cukup signifikan. Di tahun 2022, total peserta didik disabilitas menjadi 26 ribu dari 19 ribu atau mengalami peningkatan 7 ribu peserta didik penyandang disabilitas.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi menerangkan, kenaikan jumlah peserta didik disabilitas bukan dikarenakan jumlah difabel yang meningkat. Akan tetapi, kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak yang difabel yang meningkat.
"Semakin banyak masyarakat yang sadar difabel itu bukan harus untuk ditutup-tutupi," terang Dedi saat ditemui di Gedung Sate Kota Bandung, Rabu (14/12).
Selain kesadaran masyarakat, imbuh Dedi, peningkatan jumlah peserta didik disabilitas di SLB dikarenakan inovasi dari Disdik Jabar melalui pembentukan unit layanan disabilitas. Saat ini ada 106 unit layanan disabilitas yang tersebar di 27 kabupaten/kota.
"Satu kecamatan yang tidak ada SLB, mereka mendirikan unit layanan disabilitas. Silakan bagi kaum difabel di desa-desa (dimanfaat), mereka tidak perlu datang sekolah yang terlalu jauh tapi bisa berkumpul di balai desanya. Jadi nanti guru yang datang ke balai desa," imbuhnya.
Dedi menambahkan, berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2016 terdapat penyetaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) bagi penyandang disabilitas dapat diterima di SMA maupun SMK negeri.
"Jadi difabel ini tidak hanya ke SLB tapi mereka juga bisa sekolah di SMA maupun SMK negeri," tambahnya.
Menurutnya, keberadaan unit layanan disabilitas tidak hanya untuk kegiatan belajar mengajar melainkan pemberian pengobatan, pelatihan, dan lainnya.
Bahkan, terdapat warga yang antusias dengan adanya unit layanan disabilitas sehingga menyerahkan lahannya untuk dijadikan sekolah disabilitas.
"Ada peningkatan status dari swasta menjadi negeri. Total SLB negeri sekitar 326 ditambah 26 sekolah, kemudian ada juga unit layanan disabilitas 106," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved