Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat menyelenggarakan acara sosialisasi pengawasan partisipatif. Acara tersebut bertemakan “Peran Serta Perempuan Dalam Pengawasan Pemilu”.
Kordiv. Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengatakan saat ini pemilih kaum perempuan sangat terbatas mulai dari akses informasi tentang kepemiluan. Padahal lanjutnya, pemilih dari kalangan perempuan tidak jauh beda dengan kalangan laki-laki.
“Momentum Hari Ibu sekarang didekatkan dengan isu pengawasan, harapannya Bawaslu itu semakin memudahkan perempuan-perempuan Indonesia, para ibu bisa terhubung dengan kepemiluan,” kata Loly di GH Universal Hotel, Setiabudi, Bandung, Jumat, (22/12).
Selain itu dirinya menjelaskan, walaupun angka perempuan sebagai pemilih cukup signifikan. Akan tetapi untuk kandidat yang mencalonkan sebagai legislatif, peminatnya masih jauh.
“Sehingga dalam konteks ini, kehadiran perempuan dalam kompetisinya masih jadi PR,” jelas Lolly.
Kemudian lanjut Lolly, kurangnya keterlibatan perempuan bukan hanya terjadi pada pemilih atau kandidat. Sebab, keterlibatan perempuan sebagai penyelenggara pemilu pun masih minim.
“Kalau dihitung belum mencapai 30 persen di kabupaten/kota itu angkanya cuma 26 persen. Sehingga kita harus berjuang untuk memenuhi keterwakilan 30 persen perempuan untuk penyelenggaraan Pemilu,” ungkapnya.
Di sisi lain, Loly berharap apabila masyarakat nantinya saat Pemilu menemukan pelanggaran agar berani melapor ke Bawaslu.
”Kalau menemukan dugaan-dugaan pelanggaran mereka bisa menghubungi Bawaslu terdekat sesuai tingkatannya atau mengebungi akun media sosial ofisial Bawaslu,” pungkasnya. (Bagus Ismail)
© Copyright 2024, All Rights Reserved