KIB Terancam Pecah, PPP KBB Siap Berjuang Menangkan Ganjar Pranowo

Ketua DPC PPP KBB, Muhammad Yusuf Hasanudin/RMOLJabar
Ketua DPC PPP KBB, Muhammad Yusuf Hasanudin/RMOLJabar

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memastikan kesiapannya untuk menyalakan api kompetisi dan memenangkan Ganjar Pranowo pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.


Sikap tegas tersebut mengacu hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada Kamis (25/4), di mana DPP PPP telah bulat tekad memutuskan mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024.

Ketua DPC PPP KBB, Muhammad Yusuf menyatakan, sikap tegas pihaknya menjadi bukti kepatuhan PPP KBB yang menginginkan satu komando, terpimpin, dan terarah serta tegak lurus terhadap instruksi DPP.

"Artinya sebagai infrastruktur partai, kita harus berjuang untuk memenangkan Ganjar di Pilpres 2024 mendatang," ucap Kang Ucup sapaan Muhammad Yusuf Hasanudin, Jumat (9/6).

Kang Ucup mengakui, keputusan PPP memicu beragam asumsi karena partai berlambang kakbah masih menjadi bagian Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PAN. Bahkan, KIB terancam pecah karena Golkar telah mendeklarasikan mengusung Airlangga Hartarto di Pilpres 2024.

Kendati demikian, Kang Ucup menegaskan, keputusan PPP tidak dapat diganggu gugat. Sehingga, infrastruktur serta para kader PPP di daerah memiliki kewajiban untuk satu komando, harus terpimpin, dan terarah sebagai sikap fatsun terhadap instruksi pimpinan.

"Kita tegak lurus mengikuti aturan DPP, sekarang kan dari KIB yang mendukung Ganjar baru PPP dan PAN juga kemungkinan ikut mendukung tapi Golkar sudah deklarasi mengusung ketuanya sendiri di Pilpres nanti, jadi kemungkinan akan terjadi perpecahan di KIB tapi belum resmi," ujarnya.

"Tinggal PAN tapi PAN sudah komunikasi dengan PDI-P," jelasnya.

Penentuan arah politik untuk Pemilu 2024, disebutkan dia, telah mendongkrak elektabilitas PPP yang mulanya hanya 2,6 persen kini naik menjadi 4,1 persen.

"Saya percaya, naiknya elektabilitas PPP karena ada hasil kerja infrastruktur partai dan juga imbas dari popularitas Ganjar Pranowo," ungkapnya.

Ditegaskan Kang Ucup, elektabilitas dan popularitas PPP akan terus naik jika seluruh kader khususnya, para calon legislatif (caleg) sudah bekerja pasca adanya keputusan terkait sistem Pemilu apakah menggunakan proporsional terbuka atau tertutup.

"Faktanya sebelum Caleg bekerja pun elektabilitas PPP sudah naik apalagi kalau para Caleg ini sudah bekerja," imbuhnya.

Meskipun menuai berbagai asumsi terkait perpecahan KIB di tingkat pusat, dia menuturkan, di daerah, hubungan antara PPP, PAN, termasuk Partai Golkar masih berjalan harmonis bahkan, dirinya masih sering komunikasi dengan Ketua DPD Partai Golkar KBB, Dadan Supardan serta Ketua DPD PAN KBB, Asep Bayu Rohendi.

"Mudah-mudahan koalisi KIB ditingkat pusat ini, bisa dilanjutkan oleh kami di tingkat kabupaten untuk arah ke Pilkada. Yang kami harapkan, kami masih tetap bersatu," katanya.

"KIB nasional tentunya memberikan pengaruh ke tingkat kabupaten cuma nanti ketika Pilkada apakah masih bisa bareng gak kita di Pilkada dengan Golkar dan PAN," tandasnya.