MELIHAT begitu semaraknya kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa pesan dan makna yang luar biasa bagi rakyat dan pemimpin bangsa. Baik bagi umat Katolik sendiri, ataupun umat lain: Kristen, Muslim, Hindu, Buddha, Konghucu atau iman-iman lainnya.
Semua umat beragama di Indonesia dengan segala iman yang berbeda tentu bisa melihat dan merenungi teladan yang di tunjukkan oleh Bapa Suci Paus Fransiskus.
Keputusan Paus untuk mengunakan pesawat komersil alih-alih jet pribadi mendapat acungan jempol dari netizen. Belum lagi, pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di dunia itu juga memilih menginap di Kedubes Vatikan di Indonesia dan ketika Paus Fransiskus tiba di Indonesia, beliau memilih dijemput dengan mobil yang umum di pergunakan masyarakat kelas menengah ke bawah berjenis Innova dan bukan memilih mobil mewah lainnya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebut kesederhanaan yang ditunjukkan Pimpinan Gereja Katolik Paus Fransiskus saat ke Indonesia menunjukkan keteladanan yang patut dicontoh.
"Hal itu menunjukkan keteladanan yang dapat menjadi inspirasi penting bagi para pemimpin bangsa di tingkat nasional dan ranah global," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu sengaja berkunjung ke negeri yang dihuni oleh kebanyakan umat Muslim yang tercatat sebagai salah satu negara terbesar umat Islam di dunia ini
Sebagaimana tercatat, umat Katolik di negeri ini hanya sekitar 3 sampai 4 persen, dengan jumlah antara 8-9 juta. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah Muslim, yang mencapai 87 persen. Kira-kira 200 juta lebih Muslim menjadi warga negeri ini.
Usai tiba di Gereja dan turun dari mobil, Paus tidak langsung masuk, bahkan dari atas kursi roda, Paus menyalami satu per satu anak-anak yang bermain musik dan menyambutnya.
Paus disambut anak-anak yang menyanyikan lagu-lagu nasional. Paus juga menyapa warga yang menyaksikan dari pintu depan Gereja dan beliau melambaikan tangan kepada warga yang telah menunggu di depan pintu.
Setelah menyalami anak-anak dan menyapa warga, Paus juga disambut oleh sejumlah perwira tinggi TNI-Polri dan usai menyalami satu-per satu, Paus baru masuk ke dalam gedung Gereja.
Kehadiran Bapa Suci Paus Fransiskus telah membawa nuansa kesederhanaan yang tersirat dari pilihan kendaraan dan akomodasi yang jauh dari kesan mewah bagi seorang pejabat dan pemimpin.
Kehadiran Paus seakan memberikan makna keteladanan dengan kesederhanaan di tengah berbagai kemewahan yang di tunjukkan pejabat dan keluarga pejabat di Indonesia seperti penggunaan jet pribadi, fasilitas ijin tambang kepada ormas keagamaan serta nafsu kekuasaan yang menguasai oknum pejabat di negeri ini.
Setidaknya kini kita sadar dan melihat secara langsung keteladanan yang di tunjukkan oleh Paus Fransiskus bahwa seorang pemimpin yang baik harus bisa menjadi teladan bagi pengikutnya, di antaranya dengan memiliki sikap dan perilaku yang baik dan tulus serta iklas dan tidak di buat buat.
Seorang pemimpin tentu harus memiliki integritas dan etika yang menjadi pedoman dalam menghadapi tekanan untuk melakukan yang benar dan tidak.
Pemimpin juga harus loyal agar bisa mendapatkan kepercayaan dari rakyatnya serta harus bersikap adil serta dapat menggunakan kekuasaannya untuk melayani orang lain.
Pemimpin harus bisa membangun komunitas dan harus bertanggung jawab serta bisa berpikir dengan tenang, sabar, dan inovatif dan penuh dengan energi positif serta tentu harus jujur serta tidak suka berbohong dan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Pemimpin juga harus memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang baik serta tidak berpihak atau berat sebelah serta menghargai pendapat bawahannya. Pemimpin harus memperlakukan bawahan sebagai partner penting dalam proses pengambilan keputusan.
Keteladanan seorang pemimpin dapat memengaruhi dan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya. Hal ini juga akan membuat pemimpin dihormati dan disegani oleh rakyat.
Keteladanan itu sudah di tunjukkan Paus ke seluruh dunia yang meliput kunjungan beliau. Pesan Paus Fransiskus dari Indonesia kepada dunia dengan kunjungannya yang luar biasa menemui sejumlah pengungsi ketika tiba di Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia.
Paus disambut para pengungsi dan anak yatim-piatu. Anak-anak berjumlah sekitar 5 orang didampingi oleh Komunitas Sant'Egidio Indonesia. Para anak yatim piatu yang bertemu Paus itu dibesarkan oleh biarawati Dominikan.
Sementara itu para pengungsi dan tunawisma ditampung oleh Jesuit Refugee Service yakni lembaga layanan pengungsi yang dikelola serikat Yesuit.
Tidak hanya itu, Ketika di Kedubes Vatikan, Paus menggelar pertemuan informal dengan sejumlah kelompok pengungsi di Indonesia. Mereka yang ditemui Paus termasuk warga Somalia, Sri Lanka dan anggota etnis Rohingya.
Keberadaan pengungsi Rohingya di Indonesia menuai pro kontra. Bahkan pengungsi Rohingya yang tiba di beberapa wilayah Indonesia mendapat penolakan sampai jadi korban kekerasan.
Ketika berada di dalam mobil, Paus Fransiskus pun memilih duduk di kursi depan mobil. Ketika melintasi sejumlah jalan di Jakarta, Paus Fransiskus bahkan tak ragu untuk membuka kaca jendela mobil sambil melambaikan tangan dan melemparkan senyuman ke masyarakat yang menyambutnya.
Walau demikian pengamanan yang diberikan pada Paus Fransiskus dijalankan secara ketat dan maksimal meski tidak menggunakan mobil anti peluru dalam perjalanan apostolik di Indonesia.
Jam tangan yang dipakai Paus Fransiskus juga menjadi sorotan. Ramai di media sosial jika Paus Fransiskus kerap mengenakan jam tangan dengan harga Rp100 ribuan.
Akun X @JhonSitorus_18, menulis jika Paus Fransiskus ketika di Indonesia menggunakan Casio MQ24-7B2 yang dijual dengan harga USD8 dolar AS atau setara Rp124 ribuan. Tentunya kesederhanaan Paus ini berbeda jauh dengan para pejabat hingga keluarganya yang kerap pakai dan pamer barang mewah dan branded.
Terima kasih Bapa Suci Paus Fransiskus...!!!
*Dosen Universitas Sumatera Utara
© Copyright 2024, All Rights Reserved