Anggota DPRD Jabar, Siti Muntamah menduga adanya aroma pengalihan isu saat fenomena kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng (migor) terjadi. Sebab, lenyapnya keberadaan migor di pasar modern dan tradisional terjadi dengan tiba-tiba.
"Kami sangat menyakini kelangkaan dan kenaikan harga migor ada indikasi fenomena pengalihan isu. Isunya mungkin bermacam-macam yang hari ini kita bisa lihat sendiri," kata wanita yang kerap di sapa Ummi Siti, Selasa (22/3).
Ummi Siti menegaskan, pemerintah sebagai pelaku dalam perekonomian seharusnya bisa menjaga kestabilan pangan agar masyarakat tenang. Namun, pada kenyataannya, keberadaan migor sempat hilang di lapangan walaupun saat ini ada tetapi harganya dua kali lipat.
"Dengan hilangnya migor yang tiba-tiba menimbulkan kegaduhan masyarakat. Akhirnya orang pada curiga, ini negara kita dan harus terus dijaga. Maka buatlah tenang, jangan membuat gaduh," tegasnya.
Menurutnya, migor merupakan kebutuhan dasar dari masyarakat baik skala rumah maupun bisnis. Pada akhirnya pelaku usaha dan maupun masyarakat pun bergelojak atas fenomena tersebut.
"Migor itu kebutuhan dasar dari masyarakat baik skala rumah maupun bisnis," tuturnya.
Dengan demikian, ia berharap atas fenomena itu dijadikan pelajaran namun harus disertai evaluasi agar di kemudian hari tidak terjadi hal yang sama. Selain itu, ia juga berharap distribusi migor di pasar modern maupun tradisional tidak dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri.
"Saya juga heran kalau ada orang atau distributor yang menimbun migor. Padahal kita bersaudara dan berada dalam satu ikatan kesatuan yang berada di bangsa dan negara. Jadi kepentingan masyarakat harus diutamakan," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved