Ketua Umum Lembaga Pemantau Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (LPPC19-PEN) Arief Poyuono memprediksi, kelompok pengeritik akan ramai bermunculuan seiring resesi yang akan melanda Indonesia.
Umumnya, mereka akan mengatakan selama resesi orang kehilangan pekerjaan, perusahaan bangkrut, dan menunjukan kegagalan Presiden Jokowi dalam mengelola perekonomian saat Covid-19. Namun demikian, apa yang disampaikan kelompok pengeritik hanya konsekuensi jangka pendek.
Menurutnya, kritikus akan berpendapat lebih sulit mendapatkan pinjaman karena bank lebih berhati-hati. Akan tetapi, hal tersebut sebenarnya adalah hal baik agar orang tidak lagi dapat meminjamkan uang untuk kemewahan yang sebenarnya tidak mampu mereka beli.
Hal tersebut juga berlaku bagi pengusaha yang membutuhkan uang untuk memulai bisnis mereka sendiri, bank akan lebih kritis melihat pengajuan pinjaman kredit korporasi. Dimana selama terjadi pertumbuhan ekonomi banyak bank bank milik BUMN ataupun swasta yang jor joran mengucurkan kreditnya dan malah banyak juga dugaan kredit fiktif terutama di bank bank milik BUMN.
“Banyak perusahaan lebih sukses didirikan selama resesi. Hal ini didukung oleh fakta bahwa setengah dari 500 perusahaan teratas di Amerika Serikat didirikan selama resesi, perusahaan seperti Hewlett-Packard, General Electric dan lain-lain,” tegasnya, dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL.
Terpenting, kata Arief, dengan resesi ekonomi nasional hanya akan berefek jangka pendek terhadap kondisi perekonomian bangsa. Menurutnya, hal tersebut juga lebih terjadi di sektor ekonomi formal.
“Tapi akan ada efek positifnya dalam jangka panjang. Selama resesi ada peluang investasi dan inovasi baru yang akan menguntungkan perekonomian dengan bisnis baru yang sehat dan akan menyediakan lapangan kerja untuk masa depan,” tutupnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved