Kasus bullying atau perundungan yang kembali marak di kalangan pelajar atau anak kian mengkhawatirkan. Pasalnya, bullying memiliki dampak panjang secara psikologis, khususnya bagi anak yang menjadi korban.
Menurut Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Netty Prasetyani Heryawan, dampak buruk lainnya dari bullying adalah dapat menjadi ide atau inspirasi bagi pihak lainnya untuk mereplikasi hal sama.
"Ini satu keprihatinan yang sangat mendalam dan menjadi satu sinyal yang sangat membahayakan bagi peradaban masa depan," ujar Netty, Selasa (3/10).
Dikatakan Netty, maraknya kasus bullying menunjukkan perbedaan kelas sosial masih sangat tinggi. Contohnya, kakak kelas kepada adik kelas atau suami terhadap istri.
"Kemudian orangtua kepada anak atau kelas-kelas sosial lainnya, seperti satu geng atau kelompok, satu organisasi ke yang lainnya," beber Netty.
Atas dasar itu, Netty mendorong penegakan hukum untuk para pelaku. Langkah tersebut penting untuk memberikan rasa keadilan bagi korban, termasuk agar pelaku bullying mendapatkan efek jera.
"Ini (penegakan hukum) juga memberikan pesan kepada masyarakat secara umum bahwa Indonesia adalah negara Pancasila yang berlandaskan pada hukum, di mana setiap warga negara mendapatkan perlindungan," tegasnya.
Di samping itu, Netty juga meminta pemerintah di tingkat pusat hingga daerah memberikan sarana rehabilitasi bagi korban dan keluarganya. Sehingga, mereka bisa kembali bangkit menjalani kehidupan normal di masyarakat, serta melanjutkan pendidikan.
"Tentu saja negara melalui pemerintah, baik di pusat atau daerah, seharusnya memberikan sebuah trauma dan crisis center bagi korban maupun keluarga korban," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved