Belakangan ini jelang pelaksanaan Pilkada serentak 2024, termasuk di Kabupaten Majalengka, beragam hasil survei mulai bermunculan ke ruang publik.
Namun, tidak sedikit dari hasil survei tersebut yang tidak disertai data dan fakta hasil penelitian yang valid. Hal ini tentu saja dapat menyesatkan opini publik jika tidak diberikan edukasi kepada masyarakat secara luas.
Pengamat Politik Lingkar Survei dan Demokrasi (eLSID) Jawa Barat, Dedi Barnadi yang akrab disapa Kang Debar, menyampaikan pentingnya hal ini kepada masyarakat, untuk lebih cermat dan teliti dalam membaca dan memahami hasil survei politik.
"Survei politik sebenarnya mengukur persepsi publik terhadap kecenderungan pemilih pada saat survei dilakukan. Namun, hasil survei ini memiliki batas waktu atau kedaluwarsa yang tergantung pada dinamika politik di suatu daerah itu sendiri," kata Kang Debar, Minggu (4/8).
Kang Debar juga menekankan, kemenangan dalam survei tidak menjamin kemenangan dalam Pilkada Majalengka hasil penghitungan di KPU. Menurut dia, survei hanya menangkap opini pada saat itu. Seiring dengan mendekatnya hari pemilihan, hasil survei bisa cepat berubah.
"Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami bahwa hasil survei bukanlah ramalan mutlak tentang hasil pemilihan," tambahnya.
Lebih lanjut, Kang Debar menyoroti pentingnya mengetahui metodologi survei yang digunakan. Masyarakat, katanya, harus mengecek kapan survei dilakukan, berapa jumlah responden yang terlibat, dan berapa margin of error yang diakui.
"Tanpa memahami hal-hal tersebut, hasil survei bisa saja dipakai untuk menggiring opini publik ke arah tertentu yang menguntungkan pihak-pihak tertentu," ujarnya.
Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya mengingatkan masyarakat agar lebih selektif dalam menanggapi hasil survei yang beredar luas di masyarakat, yang sengaja disebarluaskan oleh tim suksesnya.
"Kami berharap masyarakat dapat mengenali lembaga survei yang kredibel melalui rekam jejaknya. Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi survei agar tidak mudah terpengaruh oleh survei-survei yang diragukan validitasnya," katanya.
Maka dari itu, di tengah maraknya hasil survei yang muncul, masyarakat Majalengka diimbau untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menerima informasi.
Sehingga dengan memahami bagaimana survei bekerja dan mengevaluasi kredibilitas lembaga survei, masyarakat dapat terhindar dari disinformasi yang berpotensi mempengaruhi keputusan politik mereka secara tidak tepat.
"Hal ini menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas demokrasi menjelang Pilkada Serentak 2024," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved