PAGI itu mentari mulai memamerkan kilaunya. Sinarnya menembus di sela rapatnya pepohonan karet dan sawit yang menjulang. Sementara angin bertiup pelan, menabuh dedaunan, menghadirkan orkestra alam nan indah.
Kicau burung pun bersahutan seolah tidak mau ketinggalan menikmati pagi. Terdengar merdu, semerdu derap langkah dan nyanyian lagu mars Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dari kejauhan samar-samar terlihat ratusan pria berbadan tegap dengan sorot mata tajam, sikap penuh wibawa, beratribut lengkap khas TNI memasuki Dusun Sinar Selatan, Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
Mereka adalah prajurit TNI dari matra angkatan darat (AD) dan angkatan laut (AL) serta sejumlah anggota Polres Bengkulu Utara yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 Kodim 0423/Bengkulu Utara.
Sinar mentari beringsut, perlahan meninggi, menghangatkan tubuh para prajurit yang bersiap mengawali hari dengan semangat baru. Sepagi itu, para prajurit TNI memamerkan wajah bahagia, ingin memperlihatkan harinya terasa istimewa. Semangat prajurit kian berlipat, karena sang Komandan Satgas (Dansatgas) berada di antara mereka dan siap memimpin langsung pengerjaan rabat jalan.
“Semuanya siap!” teriak Dansatgas, yang langsung berbalas, “Siap komandan!” dengan kompaknya.
Tanpa dikomando lagi, para prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke 120 ini langsung beraktivitas, ada yang mengambil semen, ada yang mengambil pecahan batu koral, menyiapkan air untuk bersiap melakukan pengecoran.
Sementara satu per satu warga yang mendapat giliran membantu pengerjaan sasaran fisik program TMMD ini mulai berdatangan. Merekapun seperti sudah hafal dengan tugas-tugasnya, dan langsung berbaur tanpa dikomando.
Mendekati Dan SSK, Kapten Cpl Aep Johari. Tak berapa lama, tampak sang komandan menepuk bahu Dan SSK, lalu kembali ikut berbaur dengan personel Satgas TMMD yang lain ketika terdengar teriakan, “Pengecoran jalan siap dimulai!”.
Seketika mulut-mulut terkunci. Berkosentrasi untuk meratakan adonan cor. Begitupun sang komandan, langsung sigap membantu, tidak peduli adonan cor itu mengotori seragam yang dipakai. Perjuangan itu tidak seberapa dibanding perjuangan warga yang tinggal di Dusun Sinar Selatan.
Akses Jalan Berupa Tanah
Dusun Sinar Selatan di Desa Bukit Tinggi ini posisinya terisolasi dari dusun lain karena akses jalan yang sulit. Jalanan hanya berupa tanah merah yang pada saat musim hujan sangat menyulitkan masyarakat untuk beraktivitas ekonomi karena jalan menjadi becek dan berlumpur.
Tidak hanya aktivitas ekonomi, aktivitas Pendidikan, termasuk anak-anak pergi sekolah akan terpengaruh, karena pada saat musim penghujan mereka harus membungkus sepatunya dengan plastik kresek bahkan ada yang rela melepas sepatunya, supaya saat tiba di sekolah tetap dalam kondisi bersih.
Ditambah tempatnya di kawasan lahan hutan campuran dengan perkebunan karet dan sawit yang berjarak 66 km dari Kota Arga Makmur, ibu kota Kabupaten Bengkulu Utara ini memang belum tersentuh pembangunan. Tahun 1980-an awalnya kan daerah transmigrasi dari Pulau Jawa. Lambat laun dari perkebunan berubah pemukiman dan akhirnya menjadi desa pada 2000-an. Ketika kita masuk, kondisi jalan licin dan berlumpur karena belum tersentuh pembangunan.
Dansatgas lantas bercerita, bagaimana sulitnya mencapai lokasi sasaran saat akan memulai melakukan pembukaan jalan ini. Bayangkan, medannya berbukit. Campuran ada dataran rendah dan ada dataran tinggi. Ada satu tanjakan yang sulit dilewati saat hujan turun. Dan itu menghambat pengedropan material. Ya tidak ada pilihan selain dilansir manual agar material bisa sampai di lokasi sasaran.
Penghasil Karet dan Sawit
Desa Bukit Tinggi merupakan daerah yang potensial karena selain penghasil karet juga membentang kebun sawit. Namun sekali lagi, karena belum memiliki akses jalan yang memadai sehingga transportasi, kesehatan, dan pendidikan terhambat khususnya saat cuaca hujan. Jadi dengan pembukaan jalan baru, kesulitan warga itu bisa teratasi.
Jangan heran, demi warganya mendapatkan haknya itu, Pemerintah Daerah setempat rela mengucurkan anggaran yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebesar Rp1,3 miliar.
“Pemda Bengkulu Utara memberi apresiasi pada Kodim 0423/Bengkulu Utara. Karena keberadaan TMMD ke 120 kali ini benar-benar mampu membantu kesulitan warga,” kata Ir H Mian, Bupati Bengkulu Utara.
Akses Ekonomi
Bupati lantas menjelaskan keinginanya agar warga yang tinggal jauh di wilayah pinggiran ini tetap mendapatkan akses ekonomi. Dan hal itu juga merupakan salah satu implementasi dari tugas operasi TNI yakni memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta.
Makanya keberadaan program TMMD ke 120 ini sangat membantu Pemkab dalam memberi rasa keadilan pada warganya.
Rasa keadilan itulah yang menurut Danrem 041/Garuda Emas. Brigadir Jenderal Rachmad Zulkarnaen menjadi tujuan utamanya. Mampu memberikan kontribusi terhadap percepatan pencapaian target pembangunan melalui pemberdayaan ekonomi di daerah, demi meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menurunkan kemiskinan.
“TMMD bukan semata-mata membangun sarana fisik bagi masyarakat, melainkan juga menumbuhkan semangat percaya diri agar mampu mengelola potensi yang dimiliki oleh desa. Di sinilah diperlukan adanya sinergi antara TNI, Polri, masyarakat, juga pemerintah daerah.
Terkait sinergi, Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Naudi Nurdika, SIP, MSi, M.Tr (Han) memaparkan, TMMD bukan domain TNI semata, melainkan program bersama semua komponen bangsa yang dilakukan sebagai upaya untuk mengakselerasikan pembangunan, memeratakan kesejahteraan, meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat sekaligus meningkatkan kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Percepat Pembangunan
TMMD ini merupakan upaya untuk membantu pemerintah guna mempercepat pembangunan di wilayah pedesaan yang wilayahnya sulit dijangkau.
Pangdam berharap, program TMMD ini harus dapat memberikan dampak positif dan membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat Desa Bukit Tinggi ke depannya, khususnya dibidang pertanian dan ekonomi. Selain itu melalui kegiatan TMMD ini dapat membangun ikatan yang emosional dan terwujudnya kemanunggalan TNI dengan rakyat.
Sementara Kepala Desa Bukit Tinggi, Sugito mengucapkan terima kasih kepada Satgas TMMD ke 120 yang dengan tulus hati membangun desanya. Sugito lantas bercerita kondisi desa berpenduduk 1.379 jiwa yang terdiri dari suku Jawa, Serawai, Minang dan Batak ini, taraf hidup masyarakat yang masih rendah. Selama ini hanya mengandalkan mata pencaharian perdagangan, perkebunan, pertanian dan buruh harian sehingga membutuhkan pembangunan fisik dan non fisik untuk menggerakkan sektor ekonomi masyarakat.
Itu pula yang diyakini warganya, Sumarno. Pria yang mendapatkan program rehab rumah tidak layak huni (RTLH) ini mengaku bangga pada TNI khususnya Satgas TMMD ke 120 yang selain membuat rumahnya menjadi baru juga membangun jalan di desanya. “Saya yakin, dengan jalan ini warga tambah Makmur kehidupannya di masa depan. Terima kasih Pak Tentara,” ujarnya bangga.
Dan Sumarno berjanji akan terus menjaga apa yang telah dibangun Satgas TMMD ke 120 di desanya itu. “Saya siap menjaga hasil pembangunan dari Pak TNI ini,” ujarnya yang juga diamini Sugito.
Melihat suka cita yang ditunjukkan baik personel Satgas dan warga Bukit Tinggi yang sasaran TMMD ke 120, Ketua Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) dari Mabesad yang dipimpin Aslat Kasad Mayor Jenderal TNI Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar, menyampaikan apresiasi yang luar biasa. Apalagi sambutannya, terutama dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara, unsur Forkopimda Bengkulu Utara, serta semua pihak yang terlibat dalam acara TMMD ke 120.
Selain dari itu, dia juga mengapresiasi dalam penyelenggaraan TMMD di Kabupaten Bengkulu Utara. Salah satunya, masyarakat di Bengkulu Utara, khususnya di Desa Bukit Tinggi yang menjadi lokus dalam TMMD mengutamakan gotong royong dalam menyukseskan program-program TMMD ini.
Sasaran FisiK dan Non Fisik
Seperti diketahui, pada TMMD ke 120 Kodim 0423/Bengkulu Utara yang dimulai pada 8 Mei hingga 7 Juli 2024 ini ada dua sasaran, yakni fisik dan non fisik. Sasaran fisik meliputi pembukaan badan jalan sepanjang 3 kilometer, pengerasan badan jalan sepanjang 3 kilometer, pembuatan rabat beton sepanjang 320 meter, pembuatan tugu TMMD, pembuatan sumur bor 3 unit, rehab Posyandu, dan rehab rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 2 unit.
Untuk pembangunan akses jalan, tentunya mampu mendukung percepatan pembangunan infrastruktur guna meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya keberadaan jalan akan menjadikan warga yang mayoritas petani akan mudah mengangkut hasil pertanian.
Begitupun rehab RTLH, diberikan pada masyarakat kurang mampu nantinya bisa hidup sehat, meningkatnya tarap hidup mereka, sehingga mereka mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam memberikan perlindungan, bimbingan dan pendidikan.
Sedangkan sasaran non fisik di antaranya, penyuluhan bela negara (Belneg) dan wawasan kebangsaan (Wasbang), yang dilakukan untuk menghadapi pesatnya perkembangan globalisasi dan media sosial yang dapat membawa masyarakat kearah fragmentasi dan kohesi dengan penyebaran narasi-narasi yang mengandung paham radikalisme. Salah satunya melalui ujaran kebencian, provokasi, fitnah serta hoaks. Sosialisasi ini juga merupakan salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menangkal radikalisme, sehingga tercipta situasi yang aman dan kondusif.
Penyuluhan pertanian, yang diharapkan warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani ini menjadi petani yang cerdas sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya. Dan sudah pasti demi menjaga ketahan pangan.
Sedangkan penyuluhan hukum Kamtibmas, merupakan salah satu upaya pembinaan, mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.
Penyuluhan bahaya narkoba, agar generasi muda di desa yang menjadi sasaran TMMD tidak terjerumus pada pergaulan bebas terutama dengan obat-obatan terlarang.
Penyuluhan Posbindu PTM dan stunting, diharapkan warga dapat mengetahui masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama terhadap anak, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Selain itu diharapkan masyarakat juga paham tips-tips apa saja untuk mencegah stunting pada anak.
Penyuluhan kerukunan antar umat beragama, dengan meningkatkan toleransi dan pemahaman antar umat beragama. Dan tentunya generasi muda akan saling memahami dan menghargai perbedaan agama yang mereka anut.
Selain juga ada kegiatan sosial seperti pemutaran film perjuangan. donor darah, sunatan massal, pengobatan massal, hingga pembagian sembako.
Program Unggulan Kasad
Selain itu juga ada program unggulan Kasad berupa pembuatan lahan ketahanan pangan (Hanpangan) padi, jagung dan ikan, program penghijauan bersatu dengan alam berupa penanaman 1.120 pohon, dalam bentuk program satu rumah satu pohon dan penanaman pohon serempak di Kawasan Lagita Ketahun, serta pembersihan lingkungan.
Juga ada sasaran fisik tambahan dengan membuat dua embung desa dengan luas masing-masing 50 x 30 m. Dari embung ini kemudian dibantu dukungan bibit ikan bekerja sama dengan Dinas Perikanan setempat.
Selain bantuan bibit, yang merupakan keharusan adalah bantuan pakan ikan yang merupakan produk unggulan Kodim 0423/Bengkulu Utara yang merupakan inovasi dari anggota Kodim 0423/Bengkulu Utara. Ini sejalan dengan program penyuluhan pertanian yang dilaksanakan, karena ada pelatihan pembuatan pakan ikan untuk membantu masyarakat yang kesulitan dalam membeli pakan ikan saat ini karena harganya yang cukup mahal.
*Penulis adalah Dansatgas TMMD ke 120 Kodim 0423/Bengkulu Utara
© Copyright 2024, All Rights Reserved