Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) bersama Pemerintah telah menetapkan target ekspor mebel dan kerajinan senilai USD 5 miliar di tahun 2024. Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan pertumbuhan minimal 13.41 persen per tahun hingga tahun 2024.
Ketua Presidium Abdul Sobur mengatakan, wilayah Jawa Barat BPS mencatat bahwa pada tahun 2021 ekspor Jawa Barat termasuk Kabupaten Cirebon untuk HS 94 berupa gabungan dari produk furniture, perabot, penerangan rumah mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni 35 persen.
"Di wilayah Kabupaten Cirebon sendiri nilai produksi mebel dan kerajinan rotan terlihat masih stabil atau naik 1,5 persen menjadi Rp 2,35 triliun, sedangkan nilai produksi mebel kayu naik 0,3persen menjadi Rp 394,4 miliar," katanya Selasa (19/7)
Abdul menambahkan, walaupun kenaikan produksi kedua kelompok tersebut masih kecil namun Cirebon masih menjadi basis produksi mebel dan kerajinan yang kuat dan stabil di tanah air. Terget ekspor pada tahun 2024 untuk kelompok produk mebel dan furniture berbahan baku kayu adalah senilai USD 2,1 miliar.
"Untuk memenuhi nilai target tersebut dan berdasarkan perhitungan HIMKI setidaknya dibutuhkan kayu log sebanyak 12 juta m3, artinya perlu tambahan sekitar 3,8 juta m3 dari kebutuhan tahun 2021 sebanyak 8,3 m3," ujarnya
Selain itu, untuk masalah rotan, walaupun sudah mulai teratasi namun pada kondisi tertentu sebagian pelaku Industri mebel dan kerajinan berbasis rotan hingga saat ini masih dihadapkan pada permasalahan stabilitas pasokan rotan dengan jenis/ukuran, standar kualitas dengan harga yang kompetitif dan stabil.
"Permasalahan ini timbul antara lain akibat masih terjadi penyelundupan ekspor yang jelas-jelas melanggar Permendag Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Barang Dilarang Ekspor Dan Barang Dilarang Impor. Sebelumnya diatur dalam Permendag No.45/2019 tentang Barang Dilarang Ekspo. Hingga saat ini belum terbentuknya komunitas bisnis rotan yang sehat antara hulu," tuturnya
Menurut Abdul berdampak pada kepastian penerimaan order perusahaan. Indikator lain yang menunjukan bahwa wilayah Cirebon masih tetap menjadi basis produksi yang kuat dan stabil adalah masih terus terjadinya investasi dari tahun ke tahun.
"Sebagai contoh, pada tahun 2021 nilai investasi gabungan untuk industri mebel kerajinan rotan dan industri mebel kayu tercatat senilai Rp 412 miliar naik 1,5 persen dari tahun sebelumnya. Dari total investasi tahun 2021 tersebut 82 persen nya adalah investasi pada industri mebel dan kerajinan rotan dan sisanya 18 persen adalah Mebel Kayu," pungkasnya. (Dede Adhitama)
© Copyright 2024, All Rights Reserved