Ada sepuluh keterampilan yang dibutuhkan industri dari lulusan perguruan tinggi generasi milenial. Kini, keterampilan tersebut sudah bergeser dari keterampilan lulusan perguruan tinggi beberapa dekade ke belakang.
Begitu dikatakan Direktur Operasional PT. Elnusa Fabrikasi Konstruksi, Dani Zainal Mutaqin seperti dikutip dari laman Unpad, Kamis (2/12).
"Dulu mungkin yang dilihat dari IPK-nya. Sekarang bukan hanya IPK saja, ada keterampilan lain yang dibutuhkan,” kata Dani.
Dani memaparkan, sepuluh keterampilan tersebut meliputi kemampuan berpikir analisis dan menghasilkan inovasi, kemampuan memecahkan masalah, berpikir kritis, kreatif dan inisiatif, menghasilkan beragam ide, kooperatif dan memiliki jiwa kepemimpinan, pembelajar, fleksibel, cakap teknologi, dan ingin mengembangkan teknologi menjadi lebih baik.
Hampir seluruh perusahaan mencari talenta milenial yang memiliki sepuluh keterampilan tersebut. Hal ini membuka peluang besar bagi milenial untuk dapat mengisi berbagai posisi penting di sejumlah perusahaan.
Dari sudut pandang industri, mengelola sumber daya manusia dari kalangan milenial memerlukan tantangan tersendiri. Banyak kalangan milenial yang kerap berpindah kerja dengan alasan tidak betah bekerja di satu perusahaan.
“Kesetiaan milenial bukan hanya ditentukan dari besaran gaji. Ada hal lain di mana mereka mudah bosan, mudah pindah-pindah, serta ingin serba cepat dan mudah. Perusahaan harus lakukan antisipasi,” ujar Dani.
Beberapa tantangan yang dihadapi adalah kebutuhan akan apresiasi dari pimpinan perusahaan, sistem kerja yang fleksibel dan memberikan kebebasan bagi milenial, hingga dukungan fasilitas teknologi digital yang lengkap. Selain itu, suasana lingkungan kerja juga menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau milenial bekerja di tempat monoton, kaku, dan birokratis, milenial akan sulit bertahan,” ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved