Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati mulai menggeliat. Salah satunya adalah penetepan BIJB Kertajati sebagai salah satu bandara untuk pemberangkatan haji dan umroh.
Selain itu, Bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka ini ditetapkan pula sebagai tempat maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat TNI dan Polri.
Begitu dikatakan Anggota DPRD Jabar, Daddy Rohanady, Senin (4/7).
“Andai saja BIJB Kertajati menjadi pusat MRO berbagai maskapai yang ada, bandara tersebut pasti sudah super sibuk. Mengapa? Bukankah setiap pesawat yang akan melakukan penerbangan harus diuji dulu laik-tidaknya?” kata Daddy.
Melihat jumlah pesawat yang ada, lanjut dia, tampaknya menjadi sebuah keniscayaan jika BIJB Kertajati akan mampu berperan aktif-positif menanggulangi situasi tersebut. Namun, masih dibutuhkan komitmen untuk mewujudkannya.
Keberadaan BIJB Kertajati telah menyedot APBD Provinsi Jabar total sekitar Rp7 triliun. Jumlah tersebut setara dengan sekitar dua tahun belanja APBD sebuah kabupaten.
“Artinya, jika uang sebanyak itu diberikan kepada sebuah kabupaten, maka dalam dua tahun kabupaten tersebut tidak perlu memikirkan sektor Pendapatan Daerah. Mereka tinggal tidur saja karena pos Belanja Daerahnya selama dua tahun sudah terpenuhi,” jelasnya.
Hingga hari ini, sambung Daddy, lahan BIJB Kertajati yang sudah dibebaskan adalah seluas 1.040 hektare. Lahan seluas itu semestinya dimanfaatkan secara optimal.
“Memang masih tersisa 760 hektare yang harus dibebaskan karena total luas BIJB Kertajati dalam rencana semula adalah 1.800 hektare,” tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved