Partai NasDem Jawa Barat (Jabar) terapkan konsep kohesivitas antar seluruh jajaran di Partai NasDem Jabar. Hal tersebut dilakukan supaya Partai NasDem Jabar semakin kuat.
Maka dari itu, melalui konsep tersebut, kedekatan satu sama lain di Partai NasDem dapat tercipta karena adanya kenyamanan di antara satu sama lain.
Ketua DPW Partai NasDem Jabar, Saan Mustopa menerangkan, jika diefektifkan, kohesivitas seperti daya rekat atau keterikatan, di mana masing-masing anggota kelompok semakin rekat sehingga bertahan tidak keluar dari kelompok.
"Makanya, untuk partai kohesivitas itu penting, sebab miliki kemampuan yang kuat untuk bertahan dalam situasi apapun," ucap Kang Saan saat membuka Kemah Restorasi & Sekolah Kader Kebon Pines, Cikole-Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Sabtu, (10/9).
Dipaparkan Kang Saan, syarat memiliki kohesivitas yang tinggi yakni, diciptakannya kenyamanan antar seluruh jajaran di Partai NasDem baik di tinggak paling bawah, DPD, DPW, maupun secara vertikal dan horizontal.
"Kohesivitas dapat terbentuk dengan baik kalau pola relasinya terjaga dengan baik sehingga tidak berjarak antara anggota, dengan anggota, anggota dengan pengurus, dan seterusnya," ujarnya.
Terkait pola relasi, dia menuturkan, menjadi penunjang terjadinya kohesivitas sehingga relasi secara vertikal anatar struktur DPC, DPD, DPW, DPRD atau secara horizontal sesama pengurus di level masing-masing.
"Misalnya, relasi antara pengurus DPD berjalan dengan baik sehingga antar sesama pengurus DPD nyaman sehingga struktur DPD Partai NasDem semakin kuat," terangnya.
Dijelaskan Kang Saan, jika ketua susah diakses karena menempatkan posisi yang lebih tinggi dibandingkan yang lain, itu akan berdampak terhadap struktur yang ada di bawahnya maka, ketua harus bisa memberikan kenyamanan untuk seluruh struktur di bawahnya.
"Itu sama saja tidak mengembangkan semangat equalitas, egaliter, tapi dia menempatkan posisi agak beda, ada jarak," tegasnya.
Jika hal tersebut dibiarkan, dia mengatakan, maka akan menimbulkan kesulitan dan rasa sungkan sehingga memicu timbulnya jarak.
"Semakin jaraknya semakin jauh, maka pola relasinya akan terganti, susah," ungkapnya.
Pola relasi dan kohesivitas akan berjalan dengan baik, dia menegaskan, dikarenakan adanya intensitas bertemu itu tinggi karena semakin jarang bertemu maka, akan semakin jauh. Sebaliknya, semakin sering ketemu semakin dekat.
"Kalau tidak ketemu, bagaimana akan ada kohesivitas? Jangankan di level di bawahnya, satu yang horizontal saja itu susah," katanya.
"Contoh, DPD, jangankan seminggu sekali, sebulan sekali saja rapat antar pengurus itu gak pernah dilakukan, itu bisa membuat jarak yang bisa memecah keterikatan," tukasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved