Meskipun okupansi hotel di Objek Wisata yang dikelola Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran diluar ekspektasi, Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) setempat menilai masih ada harapan pasca pergantian Tahun 2022-2023.
Diketahui, jumlah okupansi dari seluruh hotel yang ada di Kabupaten Pangandaran hanya terisi 23,05 persen saja meskipun ada beberapa hotel yang terisi 65 hingga 90 persen.
Selain itu, informasi dan imbauan kepada masyarakat agar waspada bencana alam dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga dinilai berpengaruh terhadap kunjungan objek wisata.
Kendati demikian, beberapa inovasi di beberapa hotel diakui PHRI sudah dilakukan, bahkan tarif standar high season tidak diterapkan pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2023.
Ketua PHRI Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana menjelaskan, inovasi sudah dilakukan oleh beberapa hotel dengan menggelar hiburan, free dinner hingga pesta kembang api dan harapan peningkatan masih ada pasca pergantian tahun.
"Masih ada harapan, kan libur sekolah juga sampai tanggal 9. Ini juga pernah terjadi di beberapa tahun lalu, biasanya weekendnya penuh," ungkap Agus kepada Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (1/1).
Dampak dari informasi bencana dan imbauan dsri BMKG, kata Agus, juga berdampak terhadap beberapa kawasan wisata tirta di daerah lain seperti Ancol dan yang lainnya.
"Okupansi di Ancol hanya 15 persen loh, kita masih mending daripada tempat lain khususnya destinasi pantai yang memang alam terbuka dan potensi untuk bencananya juga ada," tandasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved