RMOLJabar. Sejumlah pedagang merasa keberatan atas digulirkannya rencana pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang akan meniadakan minyak goreng (migor) curah.
Emi (55) salah satu pedagang sembako di Pasar Jagasatru, Kota Cirebon, menuturkan, sejauh ini konsumen yang notabene para penjual makanan (red. gorengan) lebih meminati minyak goreng curah.
Pasalnya, selisih harga antara keduanya cukup signifikan, yakni Rp10 ribu untuk minyak goreng curah, dan Rp12 ribu untuk minyak goreng kemasan.
"Untuk kebutuhan rumahan mungkin konsumen lebih memilih minyak goreng kemasan, tapi untuk para pedagang, khususnya pedagang gorengan mereka lebih memilih minyak goreng curah, karena harganya juga lebih murah," ungkapnya kepada Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (8/10).
Di tempat terpisah, Sanusi (40) seorang penjual gorengan keliling mengaku keberatan jika pemerintah meniadakan minyak goreng curah. Mengingat harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng kemasan.
Dalam sehari, dia mampu menghabiskan sebanyak 5 kilo minyak goreng untuk kebutuhan berjualan.
"Jika rencana pemerintah untuk meniadakan minyak curah telah diberlakukan, ya terpaksa akan beralih ke minyak goreng kemasan," tandasnya. [gan]
© Copyright 2024, All Rights Reserved