Gelaran kontestasi politik seperti Pemilu Serentak 2024 dinilai masih sangat rentan disusupi kampanye hitam atau black campaign.
- Jika Tidak Diklarifikasi, "Peta Kekaisaran Sambo" Berbahaya
- Jika Tidak Diklarifikasi, "Peta Kekaisaran Sambo" Berbahaya
- Diminta Gelar Sidang Etik, Kompolnas Desak Polri Pecat Ferdy Sambo
Baca Juga
Menurut pengamat politik Universitas Malikulsaleh, Teuku Kemal Fasya, kampanye hitam semakin mengkhawatirkan tatkala masyarakat saat ini sudah akrab dan bergantung pada teknologi digital.
“Apalagi saat ini teknologi semakin canggih dan marak, upaya memalsukan sebuah teks, gambar dan lainnya sangat rentan terjadi,” kata Kemal, Sabtu (6/8).
Kemal menyebut, kecanggihan teknologi yang bisa merombak serta memalsukan informasi sangat mudah dilakukan. Sehingga banyak informasi-informasi yang menyesatkan.
“Bahkan ada cenderung adu domba yang dikembangkan melalui media sosial," ujarnya seperti diwartakan Kantor Berita RMOLAceh.
Di sisi lain, Kemal menilai kesadaran masyarakat terhadap literasi belum cukup baik. Tak sedikit publik yang menelan informasi mentah-mentah, tanpa ada tabayyun.
Karenanya, ia berharap masyarakat mampu meningkatkan literasi digital dan tidak apatis terhadap isu-isu politik.
“Ada berita yang sudah di-framing memiliki kepentingan sifat buruk. Ini menjadi tantangan demokrasi semakin komplet," tandasnya.
- Partai Demokrat Kota Cirebon Buka Pendaftaran Bacaleg Tahap Pertama
- Sekjen Gerindra Minta Pemerintah Tidak Naikkan Harga BBM Demi Stabilitas Harga Bahan Pokok
- Cak Imin Punya Satu Titik Lemah Jika Nekat Maju Pilpres 2024