Adanya isu potensi gempa megathrust yang bisa menyebabkan potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa tengah diantisipasi Pemkab Garut.
Namun Pemkab Garut mengakui kesulitan untuk melakukan mitigasi dengan waktu yang sangat terbatas jika gempa megathrust terjadi.
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengakui mitigasi di wilayah selatan Garut akan sangat sulit dilakukan. Pasalnya, sejumlah daerah berada di dataran rendah. Salah satu yang jadi perhatian Pemkab Garut jika gempa megathrust terjadi yakni Kecamatan Pameungpeuk.
Gempa megathrust yang bisa menyebabkan potensi tsunami 20 meter bisa meluluhlantakan Kecamatan Pameungpeuk yang hanya berada di ketinggian 7 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Sekarang jadi perhatian kami itu Pameungpeuk. Masjid Agung Pameungpeuk itu hanya berada di ketinggian 7 mdpl. Itu bisa habis (jika terjadi tsunami 20 meter)" jelas Rudy di halaman Setda Garut, Senin (28/9).
Di Kabupaten Garut, ada 7 kecamatan yang berada di wilayah selatan Jawa, yakni Kecamatan Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Pakenjeng, Bungbulang, Mekarmukti, dan Caringin.
Dari 7 kecamatan itu, ada 5.000 rumah yang berada di kawasan pantai dengan jumlah 25.000 jiwa. Ribuan rumah itu berada di bawah ketinggian 20 mdpl dan sangat rentan terhadap tsunami.
"Agak berat itu (mitigasi bencana). Kami perhatikan seperti Pameungpeuk, Cikelet, dan Cibalong itu sangat rendah. Penduduknya juga padat. Kami agak mengalami kesulitan ketika harus melakukan evakuasi dalam jangka 10 menit," ucapnya.
Kekhawatiran Rudy itu terjadi karena jauhnya daerah evakuasi. Minimal butuh waktu 30 menit jika tsunami 20 meter menimpa selatan Jawa.
"Hasil penelitiannya itu kan 5 menit sampai di daratan yang satu meter (tsunami). Terus yang 20 meter 5 menitnya lagi. Jadi total waktu 10 menit itu cukup sulit untuk melakukan evakuasi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved