Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Kuningan merasa prihatin dengan kondisi ekonomi dan pengangguran yang terjadi di Kuningan saat ini.
Seharusnya kondisi tersebut, menjadi perhatian serius bagi Bupati dan Wakil Bupati serta para pejabat di bawah koordinasinya agar sebagai pengingat sebelum tidur lelap.
Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kuningan, Sadam Husen menyampaikan bahwa perekonomian suatu daerah biasanya ditentukan oleh tigal hal.
"Pertama, kekayaan tanahnya. Kedua, kedudukannya terhadap daerah lain dalam lingkungan regional ataupun nasional. Ketiga, sikap dan kecakapan rakyatnya serta cita-citanya," ujar Sadam kepada Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (9/9).
Pihaknya melihat, dari ketiga hal tersebut semuanya ada, nampak dan sangat jelas wujudnya di Kabupaten Kuningan.
"Kekayaan tanah dengan pasak Gunung Ciremai mencerminkan kekokohan potensi kekayaan tanah kita, kedudukan terhadap daerah lain yang paling terlihat jelas yakni keberadaan sumber air minum yang cukup besar sehingga beberapa daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Kuningan sangat ketergantungan sekali," imbuhnya.
Ia menegaskan, faktor ketiga yakni cita-cita masyarakatnya. Kabupaten Kuningan ini terkenal dengan kabupaten rantau, masyarakatnya banyak yang merantau dan lagi-lagi ini cerminan dari mental rakyat yang memiliki cita-cita kuat untuk berkembang dan maju.
"Dan apa yang sebenarnya di pikirkan oleh Pemkab Kuningan selama ini? Ketiga aset besar tersebut justru malah memunculkan suasana ekonomi masyarakat yang sekarat," tegasnya.
"Persentase orang miskinnya 13,10%, Tingkat pengangguran terbuka 11,68% , total produksi barang dan jasa masyarakat Kuningan hanya 17,483 Triliun. Angka ini terendah kedua se-Jawa Barat setelah Pangandaran ditambah lagi pendapatan per kapita masyarakat Kuningan terendah ketiga di Jawa barat," tambahnya.
Dalam suasana keprihatinan ini, Pemuda Muhammadiyah menyebutkan angka miskin menjadi miskin ekstrim melaju cepat secepat angka naiknya kekayaan orang kaya yang semakin kaya.
"Kami Pemuda Muhammadiyah Kuningan teramat prihatin melihat fenomena hari ini sekaligus bertanya-tanya sebenarnya kemana arah pengelolaan distribusi APBD selama ini? Kemana arah pemulihan ekonomi daerah?" tanya Sadam.
"Kemana arah Pinunjul visi misi Bupati? Kemana arah penyerapan kebutuhan barang dengan nilai kurang lebih Rp24 milyar tiap bulan dana BPNT? Kemana arah dan dampak tour de linggarjati yang di gaungkan sebagai promosi kearifan lokal Kuningan? Kemana arah dibukanya kran perijinan Alfamart yang peranya makin mempersulit pedagang ritel lokal untuk bertahan?" sambungnya.
Pemuda Muhammadiyah mengingatkan kembali kepada Bupati Kuningan, masih ada sisa waktu untuk bertaubat sebagai pemegang kebijakan tertinggi di Kuningan dengan mengembalikan arah kebijakan distribusi politik anggaran untuk kepentingan masyarakat luas.
"Catatan tambahan kami Pemuda Muhammadiyah bahwa Poltik perekonomian yang praktis perlu di lakukan oleh Bupati Kuningan di sisa jabatannya untuk menimbukan kemakmuran rakyat segera membaharui tenaga kerja produktif, pekerjaan ini berat dan sukar, tetapi wajib di dahulukan dari segala-galanya. Karena pembaharuan tenaga produktif itulah dasar pembangunan ekonomi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved