Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menyebut respons Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dalam menanggapi kritikan guru tidak tetap, Muhammad Sabil (34) menjadi pemantik pemberhentian kerja sama oleh pihak sekolah.
"Ia (Ridwan Kamil) tidak sadar bahwa reaksi dinas dan kepala sekolah tempat guru tersebut mengabdi itu dipengaruhi reaksi kekuasaan RK," kata Dedi melalui pesan singkatnya, Kamis (16/3).
Selain pemecatan, Sabil juga mendapatkan serangan cyber bullying atau perundungan digital dari warganet lainnya. Pasalnya, komentar Sabil ditandai oleh Ridwan Kamil sehingga warganet melakukan perundungan digital terhadap guru tidak tetap itu.
"Sekarang RK menjadi pemantiknya perisakan pada seorang guru (dari warganet)," imbuhnya.
Didasari hal itu, Ridwan Kamil harus bertanggung jawab atas kegaduhan yang terjadi dan harus memastikan nasib guru yang mengkritisinya.
"RK harus bertanggung jawab atas perisakan pada guru tersebut, aktivis yang tidak membela guru tersebut perlu ditanyakan nuraninya," sambungnya.
Jika pertanggungjawaban tidak dilakukan, Ridwan Kamil bisa dikatakan sebagai pejabat yang menikmati kekuasaan tanpa empati yang anti kritik.
"RK jelas tidak memahami posisinya, ia hanya menikmati kekuasaan tanpa empati, tentu saja ia anti kritik. Tidak bisa diharapkan ketenteraman warga dari pemimpin yang gila pujian sebagaimana ditunjukkan RK," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved